Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengajak semua pihak mengawal pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bincarung, Kota Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, pembangunan gereja tersebut merupakan bagian dari simbol toleransi di Kota Bogor.
"Tugas kita belum selesai, mari kita kawal sama-sama pembangunan gedung (gereja) yang luar biasa ini," kata Bima saat mengikuti peletakan batu pertama pembangunan Gereja HKBP Bincarung, Kota Bogor, Sabtu, dikutip dari keterangan resminya.
Ia memastikan bahwa Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim akan mengawal pembangunan gereja tersebut agar berjalan sesuai rencana.
Bima mengharapkan nantinya siapa pun yang menjabat Wali Kota Bogor mampu terus memastikan keselarasan seluruh masyarakat di Kota Bogor dapat terbangun dengan baik.
Baca juga: Menteri HAM: Presiden butuh gereja Katolik dukung program pemerintah
Wamendagri menjelaskan peletakan batu pertama tersebut merupakan hasil dari ikhtiar panjang pengurus HKBP Bincarung, jajaran Pemerintah Kota Bogor maupun Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor.
Oleh karena itu, selanjutnya pengawalan perlu diberikan pada proses pembangunan rumah ibadah tersebut sehingga dapat melayani para jemaatnya.
Selain itu, Bima juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya mendukung pembangunan gereja tersebut.
Hal itu terutama pengurus HKBP Bincarung yang telah banyak memahami keinginan warga setempat dan melakukan penyesuaian. Pengurus juga berhasil meyakinkan keamanan dan ketertiban dapat terjaga sehingga warga setempat memberikan dukungan.
Bima mengharapkan pembangunan gereja tersebut menjadi inspirasi bagi daerah lain seluruh Indonesia bahkan dunia dalam menjaga semangat toleransi.
"Selamat untuk kita semua, mari kita pastikan inspirasi dari Kota Bogor terus menyebar ke Indonesia dan dunia," kata Bima.
Baca juga: Pembangunan gereja-masjid bersamaan wujud moderasi beragama di Bekasi
Baca juga: Polisi sebut bangunan Gereja HKBP Cibinong dirusak palu dan linggis
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025