Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim menilai bahwa kerja sama di bidang industri pertahanan menjadi salah satu atensi dalam 75 tahun hubungan bilateral Republik Indonesia dengan Turki.
Pernyataan Wamen Silmy dilatarbelakangi oleh pengalamannya sebagai Direktur Utama PT Pindad periode 2014–2016, BUMN bidang industri pertahanan dan keamanan serta merujuk pada kerja sama strategis saat kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada Februari lalu.
“Saya melihat kalau yang saat ini sedang menjadi atensi kedua negara adalah kerjasama di bidang industri pertahanan” kata Wamen Silmy ditemui di acara Turkish Cuisine Dinner di Jakarta, Selasa.
Wamen Silmy menjelaskan bahwa 10 tahun yang lalu, Indonesia dan Turki, melalui PT Pindat dan perusahaan terkemuka Turki FNSS Savunma Sistemleri A.Ş menghasilkan produk bersama yang diberi nama Harimau, sebuah tank medium yang dirancang untuk medan tempur modern dengan kemampuan mobilitas tinggi dan perlindungan balistik tingkat lanjut.
“Secara cost akan lebih murah karena dua-duanya akan sharing biayanya. Kemudian dari sisi kuantiti karena produksinya menjadi lebih banyak menjadi lebih turun biayanya. Ini juga tidak hanya mencakup dari sisi peralatan kendaraan lapis baja juga bisa ditingkatkan sampai telekomunikasi. Kemudian juga roket peluru kendali,” ucapnya.
Minat Turki untuk meningkatkan kerja sama bidang pertahanan juga tercermin dari pertemuan antara Presiden Sekretariat Industri Pertahanan Turki (Savunma Sanayii Baskanligi/SSB) Haluk Gorgun dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/5).
Berdasarkan unggahan Gorgun di akun Instagram resminya (@halukgrgn) Jumat (16/5) malam, dia menyampaikan bahwa pertemuan tersebut bersifat intensif dan sangat produktif.
"Kami mengadakan pertemuan intensif dan sangat produktif dengan negara sahabat Indonesia dalam rangka lebih memperdalam potensi kerja sama di bidang industri pertahanan," kata dia.
Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan bahwa sejalan dengan visi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta dukungan kuatnya terhadap industri pertahanan Turki, kedua pihak melakukan evaluasi komprehensif untuk mengubah kolaborasi strategis menjadi proyek-proyek konkret.
Adapun Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan Pemerintah Republik Turki menyepakati 13 poin kerja sama dengan penandatanganan dokumen kerja sama oleh masing-masing pejabat tinggi saat kunjungan kenegaraan Erdogan.
Nota kesepahaman terkait kerja sama strategis di bidang industri pertahanan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI dan Sekretariat Industri Pertahanan Kepresidenan Republik Turki.
Baca juga: Komite III DPD RI bantu pemulangan PMI dari Turki
Baca juga: Ini 3 poin kerja sama strategis Indonesia dan Turki
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025