Wamen BUMN dorong produsen EV di RI gunakan baterai berbasis nikel

1 month ago 10
Pelan-pelan kita juga mendorong regulasi untuk yang pabrik-pabrik EV Indonesia sekarang yang produsen mobilnya supaya shifting juga dari lithium base ke nickel base,

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, saat ini pihaknya tengah mendorong regulasi agar produsen kendaraan listrik (Electric vehicle/EV) di Indonesia untuk menggunakan baterai berbasis nikel, mengingat selama ini baterai yang digunakan berbasis lithium.

"Pelan-pelan kita juga mendorong regulasi untuk yang pabrik-pabrik EV Indonesia sekarang yang produsen mobilnya supaya shifting juga dari lithium base ke nickel base," kata dia ditemui usai acara International Battery Summit 2025 di Jakarta, Selasa.

Disampaikan dia, saat ini BUMN sudah masuk dalam proyek baterai kendaraan listrik, seperti proyek bersama dengan CATL dan Huayou, serta turut mendorong untuk menambah porsi investasi di industri antara (midstream).

"Karena sekarang banyak pabrik yang beroperasi di Indonesia kan masih lithium base. Kita ingin support dari kementerian-kementerian lain agar ada insentif buat shifting ke nickel base baterai juga di Indonesia," katanya lagi.

Baca juga: DFSK beri potongan separuh harga dua EV-nya untuk dukung UMKM

Dalam acara tersebut, dirinya turut menyampaikan secara global permintaan baterai hingga tahun 2040 mencapai 8.800 gigawatt hour (GWh), sehingga rantai pasok memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Indonesia bisa mengambil peranan itu dengan cara mengamankan suplai bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta melakukan kerja sama dan kolaborasi strategis.

Sebelumnya, Presiden Prabowo pada 29 Juni 2025 telah meresmikan proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang.

Proyek industri baterai ini merupakan kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).Proyek baterai kendaraan listrik ini dikembangkan dari hulu ke hilir dengan total enam subproyek, lima di antaranya berlokasi di Halmahera Timur dan satu di Karawang.

Baca juga: Satgas Hilirisasi jelaskan upaya RI produksi mobil listrik domestik

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), nilai investasi proyek mencapai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare, dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 8.000 orang, serta pengembangan 18 proyek infrastruktur, termasuk dermaga multifungsi.

Proyek ini juga dirancang ramah lingkungan dengan pemanfaatan kombinasi energi seperti PLTU 2x150 MW, PLTG 80 MW, pembangkit dari limbah panas 30 MW, dan tenaga surya sebesar 172 MWp—termasuk 24 MWp di pabrik Karawang.

Baca juga: CISCE 2025 tampilkan capaian inovasi dalam rantai industri EV

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |