Wali Kota Makassar paparkan inovasi persampahan ke para kepala daerah

1 month ago 7
Pendekatan komprehensif yang tengah dikembangkan, yakni integrasi antara urban farming, budidaya maggot, dan pembentukan badan usaha berbasis lingkungan

Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Munafri Arifuddin memaparkan inovasi persampahan dalam mengatasi masalah sampah di daerah itu yang semakin bertambah volumenya kepada para kepala daerah yang datang berkunjung ke Kota Makassar.

"Kami di Makassar sedang membangun sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir berbasis rumah tangga. Target akhirnya adalah rumah tangga tanpa limbah (zero waste house hold),” ujar Munafri Arifuddin di Makassar, Jumat.

Beberapa kepala daerah yang datang ke Kota Makassar di antaranya, Wali Kota Dumai, Wakil Wali Kota Samarinda, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Wakil Wali Kota Kendari, Wakil Bupati Pulang Pisau, Wakil Bupati Magetan, serta Wakil Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (Sumatera Selatan).

Dalam perbincangan hangat tersebut, Munafri dan para kepala daerah berbagi pengalaman dan tantangan dalam membangun kota dan kabupaten masing-masing, termasuk berbagai inovasi pengelolaan lingkungan hingga strategi pengembangan wilayah.

Baca juga: Pemkot Makassar dan Konjen Jepang jajaki kerja sama pengolahan sampah

Sebagai bentuk penyambutan khas, Munafri menjamu para tamu dengan kuliner tradisional Sulawesi Selatan, salah satunya adalah barongko yang merupakan olahan pisang yang dibungkus daun pisang dan dikukus.

Mereka menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap kekayaan kuliner Makassar. Beberapa kepala daerah juga sempat membagikan kesan positif mereka setelah berwisata ke pulau-pulau kecil di sekitar Makassar.

Munafri memperkenalkan program unggulan Kota Makassar di bidang pengelolaan sampah.

Ia memaparkan pendekatan komprehensif yang tengah dikembangkan, yakni integrasi antara urban farming, budidaya maggot, dan pembentukan badan usaha berbasis lingkungan.

Baca juga: Pemkot Makassar pacu pengelolaan sampah organik jadi peluang usaha

Ia juga menceritakan kunjungannya ke salah satu badan usaha pengelola maggot milik warga di Kecamatan Panakkukang. Di sana, sampah organik diolah melalui proses budidaya maggot yang berlangsung antara dua minggu hingga dua bulan.

“Maggotnya ada yang langsung jadi pakan, ada juga yang dikeringkan. Ini memberi nilai tambah ekonomi bagi warga,” katanya.

Munafri mengaku, volume sampah harian di Makassar mencapai 1.000–1.500 ton, di mana lebih dari separuhnya adalah sampah organik.

"Itulah yang kami fokuskan untuk diolah di sumbernya. Sementara yang nonorganik kami arahkan ke TPA dan bank sampah,” terang Munafri.

Baca juga: Pemkot Makassar gratiskan retribusi sampah untuk warga miskin

Baca juga: Munafri - Menteri LHK bahas penanganan sampah jadi energi listrik

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |