Bengkulu (ANTARA) - Wakil Gubernur Bengkulu Mian meminta Pelindo agar tidak lagi memundurkan target waktu pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.
"Pelindo ini sudah 3 kali molor, nanti jangan sampai ke 4 kali lagi. Jangan hari ini tempe, besok balik jadi kedelai lagi," kata Wakil Gubernur Bengkulu Mian di Bengkulu, Kamis.
Dia mengatakan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai masuk dalam naungan regulasi Inpres Nomor 12 Tahun 2025 yang diterbitkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Seharusnya, kata Mian Pelindo bisa dengan leluasa melakukan teknis pengerukan dan memastikan kecukupan dukungan sarana dan fasilitas pengerukan dengan naungan regulasi Inpres tersebut.
"(Dengan adanya Inpres bisa lebih leluasa), kalau misalnya ini 3 unit ekskavator pendukung pengeruk alur tidak cukup ya harus dilipat gandakan dan sebagainya. Sehingga pengerukan bisa selesai tepat waktu," katanya.
Baca juga: Waka Komisi V DPR usul Pelindo tambah alat pengeruk alur Bengkulu
Selain itu, Mian mengatakan sebenarnya asosiasi pengusaha tambang batu bara juga menyatakan kesanggupannya membantu ekskavator pendukung pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai.
"Hanya saja kalau pengusaha, mereka juga pasti melihat dari sisi bisnis juga," kata dia.
Ia mengatakan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai tidak boleh lagi mengalami keterlambatan, sebab semakin lama pengerukan rampung, warga di pulau terluar, Pulau Enggano juga akan semakin lama terisolasi.
"Kunci dari permasalahan Enggano ini di sini, di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu," ucapnya.
Baca juga: Komisi V DPR jadwal rapat cegah pengerukan alur Pelabuhan Baai molor
Sementara itu, Direktur Eksekutif Regional 2 Pelindo Drajat Sulistyo memastikan tiga hari ke depan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai tahap pertama rampung.
Kapal yang terisolasi 4 bulan terakhir di dermaga dipastikan bisa keluar pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan berikutnya.
Kemudian, kapal penyeberangan KMP Pulo Tello yang menjadi sarana transportasi masyarakat Pulau Enggano dari dan ke Kota Bengkulu juga dipastikan bisa masuk ke dermaga untuk aktivitas bongkar muat barang dan orang, tidak seperti kondisi sebelumnya yang harus berlabuh di luar pelabuhan dan dilangsir.
Upaya langsir memang dapat dilakukan untuk angkutan penumpang, namun tidak bisa untuk angkutan barang, sehingga selama 4 bulan terakhir Pulau Enggano tidak bisa menjual hasil bumi mereka ke Kota Bengkulu.
"Sudah bisa dalam 2-3 hari ke depan, sekarang dalam tahap finalisasi (pengerukan tahap I)," ujarnya.
Baca juga: Gubernur-Wagub Bengkulu dan bupati bergantian berkantor di Enggano
Baca juga: Komisi V DPR turun cek progres pengerukan alur pelabuhan Baai Bengkulu
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.