Ikhtiar menuju anak sehat cerdas dari SPPG Purbalingga Wetan

1 hour ago 2

Purbalingga (ANTARA) - Pukul delapan malam di Kelurahan Purbalingga Wetan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, ketika sebagian besar warga mulai beristirahat, suasana berbeda justru terasa di sebuah dapur besar.

Relawan berdatangan ke dapur dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). Mereka menyiapkan berbagai bahan baku masakan. Selanjutnya pada dini hari, denting panci beradu dengan sendok, aroma sayuran segar mulai diolah, dan suara koordinasi terdengar jelas.

Di sinilah denyut kehidupan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terlihat. keberadaan mereka mungkin belum banyak dikenal masyarakat, tetapi hasil kerja mereka memberi pengaruh nyata bagi ribuan penerima manfaat di Kecamatan Purbalingga Kota.

Lebih dari sekadar menyediakan makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), SPPG adalah ikhtiar bersama untuk menyiapkan generasi sehat dan cerdas di masa depan.

Kepala SPPG Purbalingga Wetan Fiana Zahroh Suciani menjelaskan cakupan layanan di wilayahnya meliputi 12 sekolah mulai KB, TK, SD hingga SMP, serta kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di tiga hingga empat kelurahan.

“Jumlah penerima manfaat sekarang 3.869. Tapi mulai 13 Oktober nanti ada pemerataan, sehingga tiap dapur hanya melayani sekitar 1.900 orang,” katanya.

Angka itu mencerminkan ribuan cerita: anak sekolah yang lebih bersemangat belajar karena perutnya kenyang, ibu hamil yang tenang karena gizinya terjaga, hingga balita yang tumbuh sehat berkat perhatian ekstra dari program ini.

SPPG Purbalingga Wetan melibatkan 54 relawan meskipun aturan dari Badan Gizi Nasional (BGN) hanya 47 orang. Penambahan jumlah relawan itu dilakukan atas kebijakan Yayasan Alrahma Bhakti Jatisaba selaku mitra SPPG.

Dalam hal ini, pihak Pemerintah Keluraha Purbalingga Wetan mengharapkan adanya penambahan jumlah relawan yang terlibat dalam SPPG mengingat jumlah warga sekitar yang melamar cukup banyak. Oleh karena itu, pihak yayasan memberikan tambahan alokasi tujuh orang dengan upah dari mitra sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, sedangkan 47 orang lainnya ditanggung oleh BGN.

Aktivitas dapur SPPG yang lebih dikenal dengan dapur MBG itu mulai bergerak pada pukul 20.00 WIB dengan melibatkan tim yang bertugas memastikan bahan baku tersedia, dicuci bersih, dan siap diolah.

Selanjutnya tim masak hadir sekitar pukul 22.00 WIB, berganti pakaian dengan seragam dan APD lengkap, lalu mulai memproses bahan-bahan. Sekitar pukul 02.00 WIB–03.00 WIB, tim mulai memasak untuk pengiriman pertama paket MBG dengan mendahulukan bahan makanan yang harus digoreng, sedangkan sayuran dimasak belakangan.

Semua itu dilakukan agar sayur tidak terlalu lama berada di tempat makan. Semua sayur, maksimal empat setelah matang harus sudah dimakan. Dalam hal ini, pengiriman pertama paket MBG ditujukan untuk anak-anak TK dan SD, sedangkan aktivitas memasak untuk siswa SMP dan SMA dimulai pada pukul 07.00 WIB karena masuk kelompok pengiriman kedua.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |