Istanbul (ANTARA) - AS ingin "membuka dialog" dengan penduduk Greenland tanpa bertujuan untuk "menaklukkan" pulau tersebut, kata utusan khusus Presiden AS Donald Trump yang baru diangkat untuk Greenland, Jeff Landry.
Ketika berbicara kepada Fox News pada Selasa (23/12), Landry menggarisbawahi bahwa diskusi harus dilakukan dengan penduduk Greenland untuk memahami apa yang mereka inginkan ke depannya.
"Apa yang mereka cari? Kesempatan apa yang belum mereka dapatkan? Mengapa mereka belum mendapatkan pelindungan yang sebenarnya layak mereka dapatkan?" tanyanya.
Dalam jajak pendapat, penduduk Greenland secara konsisten menyatakan penentangan terhadap aneksasi wilayah mereka oleh AS.
Trump mengumumkan pada Minggu (21/12) bahwa Landry, yang juga menjabat sebagai gubernur negara bagian Louisiana tetapi kurang berpengalaman dalam bidang diplomasi, akan menjabat sebagai utusan khusus AS untuk Greenland.
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Jens-Frederik Nielsen, perdana menteri Greenland, mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa Greenland adalah milik penduduk Greenland.
Greenland, wilayah otonom Denmark, telah menarik minat AS karena lokasinya yang strategis dan sumber daya mineralnya yang melimpah.
Trump mengatakan AS membutuhkan Greenland untuk "alasan keamanan nasional, bukan untuk mineral."
Setelah pengangkatan Landry, Uni Eropa pada Senin (22/12) menyatakan solidaritas dengan Denmark dan Greenland.
Keinginan Trump yang sering diulang untuk menjadikan Greenland dan Kanada sebagai wilayah AS telah menuai kritik luas, dengan banyak analis memperingatkan bahwa desakannya tersebut mengasingkan sekutu NATO yang penting.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Uni Eropa dukung Denmark dan Greenland terkait utusan khusus AS
Baca juga: PM Denmark tegaskan AS tak boleh caplok Greenland
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































