Yerusalem (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, memulai pembicaraan di Qatar pada Selasa (11/3) guna mendorong kemajuan dalam upaya pembebasan sandera Israel.
Pembicaraan tersebut dilakukan di tengah usulan Tel Aviv untuk memperpanjang kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza selama 60 hari, menurut laporan penyiaran milik pemerintah Israel.
Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, yang terdiri dari tiga fase dengan durasi masing-masing 42 hari, dimulai pada 19 Januari dan berakhir pada 1 Maret. Kesepakatan ini dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS.
Namun, pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu menghindari implementasi fase kedua perjanjian tersebut. Ia berupaya membebaskan lebih banyak sandera Israel tanpa memenuhi komitmen untuk menghentikan genosida dan sepenuhnya menarik pasukan Israel dari Gaza.
Lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan bahwa pembicaraan Witkoff bertujuan untuk "mendorong pihak-pihak terkait mencapai kesepakatan mengenai pembebasan sandera".
Israel memperkirakan terdapat 59 sandera pihaknya masih berada di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup. Sementara itu, lebih dari 9.500 warga Palestina tetap ditahan di penjara-penjara Israel.
Para sandera Palestina mengalami penyiksaan, deprivasi, dan pengabaian medis, dan telah menyebabkan banyak kematian, menurut laporan kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel.
Proposal Israel mencakup pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup pada hari pertama sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata sekitar dua bulan, menurut laporan KAN.
Namun, sumber-sumber Israel yang tidak disebutkan namanya meragukan bahwa Hamas akan menerima rencana tersebut, tambah media itu.
Kelompok perlawanan Palestina tetap teguh menuntut implementasi fase kedua perjanjian, yang mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan diakhirinya perang.
Hamas juga mengecam penghentian bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 8 Maret, menyebutnya sebagai "pemerasan murahan, kejahatan perang, dan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan gencatan senjata".
Pesan Hamas
Kanal 12 Israel melaporkan bahwa Qatar, Mesir, dan AS sedang mencoba mengusulkan "gestur niat baik" dari Hamas kepada Israel, yang berpotensi berupa pembebasan tahanan dalam skala terbatas dalam beberapa hari mendatang.
Para mediator berusaha mengamankan pembebasan sebagian sandera guna memperpanjang negosiasi dan menghindari kembalinya pertempuran, menurut laporan tersebut.
"Tujuannya adalah pembebasan sebagian untuk mendapatkan lebih banyak waktu guna mencapai kesepakatan yang lebih luas. Namun, ada kekhawatiran bahwa tanpa perjanjian, Israel akan melanjutkan serangan militernya, ungkap Kanal 12.
Saluran itu juga menyebutkan bahwa para mediator menyampaikan pesan kepada Hamas: "Ini adalah kesempatan terakhir Anda untuk mencegah Israel melanjutkan perang, semua pihak membutuhkan waktu, termasuk Anda."
Laporan tersebut menambahkan bahwa Witkoff, yang berada di Doha, berupaya mencapai kesepakatan cepat yang menguntungkan kedua belah pihak -- membebaskan lebih banyak sandera bagi Israel serta gencatan senjata jangka panjang, pembebasan tahanan, dimulainya kembali bantuan kemanusiaan, dan langkah-langkah menuju rekonstruksi Gaza bagi Hamas.
Hampir 1,5 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza kini kehilangan tempat tinggal akibat kehancuran rumah mereka serta kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang disengaja, menurut pejabat Palestina.
Sebelumnya pada Selasa, pejabat Hamas Abdel Rahman Shadid mengumumkan dimulainya kembali perundingan, menegaskan sikap kelompoknya yang "bertanggungjawab dan positif" serta harapan adanya "kemajuan nyata" menuju fase kedua, termasuk penghentian agresi dan penarikan pasukan Israel.
Hingga pukul 19:50 GMT pada Selasa (Rabu,02:50 WIB), baik Hamas, Qatar, maupun Mesir belum memberikan komentar mengenai laporan dari Kanal 12 atau laporan serupa dari penyiar publik Israel.
Sejak serangan brutal Israel ke Gaza dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 48.500 orang telah tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan ini sempat dihentikan selama periode gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hamas sebut babak baru negosiasi gencatan senjata telah dimulai
Baca juga: Hamas sebut tidak akan jadi bagian pemerintahan asal ada konsensus
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025