KKP perkuat budidaya rajungan di masyarakat sambut tingginya ekspor

2 hours ago 2
Minat terhadap rajungan di pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa, terus meningkat

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan Mdan Perikanan (KKP) memperkuat budidaya rajungan di tengah tingginya permintaan ekspor, guna mencegah eksploitasi alam berlebihan melalui restocking dan mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan budidaya berkelanjutan.

"Minat terhadap rajungan di pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa, terus meningkat," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu (Tebe) dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Dia menyebutkan pada tahun 2024, rajungan dan kepiting tercatat sebagai komoditas ekspor utama Indonesia keempat setelah udang, tuna-cakalang, dan cumi-sotong-gurita, dengan nilai mencapai 513,35 juta dolar Amerika Serikat.

“Budidaya rajungan adalah langkah strategis agar ekosistem rajungan tetap terjaga, sekaligus menjaga stabilitas perekonomian bagi masyarakat pesisir secara berkelanjutan,” ujarnya.

Tebe menuturkan salah satu upaya KKP yakni melalui kerja sama dengan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI). Dimana, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara milik KKP selama setahun terakhir telah melakukan kolaborasi pendampingan teknis terkait teknologi pembenihan rajungan dengan APRI.

Selama periode tersebut, APRI bersama BBPBAP Jepara berhasil melewati tahap kritis dalam pembenihan, yakni dari fase zoea menjadi megalopa dengan penanganan maksimal dari sisi kualitas air, pakan, dan nutrisi. Setelah menjadi crablet, rajungan memasuki tahap grading untuk memastikan tingkat keberhasilan benihnya.

BBPBAP Jepara telah berhasil melakukan pembenihan rajungan hingga menghasilkan crablet mulai tahun 2004.

Sejak 2016, BBPBAP telah memproduksi sekitar 3,5 juta ekor crablet yang didistribusikan kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Jepara, Demak, Pati, Lamongan, Pangandaran, Cilacap, Brebes, Pekalongan, dan Semarang.

“Target dari kolaborasi ini adalah agar unit hatchery milik APRI dapat menghasilkan crablet rajungan secara rutin dan berkelanjutan,” Kata Kepala BBPBAP Jepara Supito.

Sementara itu, Board of Director (BOD) APRI Wita Setioko mengatakan kolaborasi itu menghasilkan sekitar 250 ribu ekor crablet yang telah di restocking di Perairan Situbondo.

"Budidaya rajungan dengan pengembangan teknologi pembenihannya menjadi peluang menjanjikan untuk keberlanjutan menuju ekonomi biru,” kata Wita.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong pengembangan budidaya perikanan khususnya pada lima komoditas unggulan ekspor yang salah satunya adalah rajungan.

Pengembangan budidaya untuk memaksimalkan peluang pasar sekaligus menjaga keberlanjutan habitat perikanan di alam.

Baca juga: KKP sebut sukses kembangkan model hilirisasi rajungan

Baca juga: Trenggono siap buat modeling budidaya rajungan di Jepara pada 2025

Baca juga: APRI: Budi daya rajungan peluang menuju keberlanjutan "ekonomi biru"

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |