Bekasi (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi mengambil alih pengelolaan Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi yang akan bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Indonesia ditandai seremoni alih kelola bertepatan kegiatan pengajian umum Maulid Nabi Muhammad SAW di kampus tersebut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan rencana perubahan nama ini merupakan upaya strategis untuk memperluas kontribusi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan tinggi.
"Dari Bekasi untuk Indonesia, kemudian mendunia. Dibalik nama itu ada spirit mentransformasikan kemajuan dan ini jadi kekuatan penyangga bangsa dalam kehidupan bernegara. Dari Indonesia kita akan merambah dunia dalam rangka berperan untuk menyebar Islam yang rahmatan lil alamin bagi dunia," katanya di Bekasi, Selasa.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus perguruan tinggi ke depan harus merakyat
Dia mengatakan tahapan menuju Universitas Muhammadiyah Indonesia sedang berjalan sesuai ketentuan yang berlaku hingga nanti diproses ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Ia menekankan kampus besar ini harus terus mampu menjadi pusat pendidikan pembinaan bagi sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter akhlak mulia serta menguasai ilmu dan teknologi, sehingga akan menjadi kekuatan bangsa ke depan.
Perguruan tinggi ini juga harus tetap menjadi pusat riset, sebab Indonesia masih sangat memerlukan beragam riset yang bersifat saat ini maupun masa depan, termasuk riset untuk kekayaan sumber daya alam sebagai pijakan kokoh dalam memajukan Indonesia.
"Kemudian, menyangkut pengabdian pada masyarakat. Bangsa kita adalah bangsa yang gotong royong, bangsa yang punya semangat Bhinneka Tunggal Ika, bangsa yang satu sama lain sudah melebur menjadi satu, tetapi perlu terus diedukasi agar dalam relasi-relasi sosial itu tetap tumbuh persatuan," ucapnya.
Baca juga: 1.000 mahasiswa se-Indonesia ikuti KKN Muhammadiyah-Aisyiyah di Babel
Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy mengatakan Unisma Bekasi sudah tidak asing lagi, sebab perjalanan kampus ini juga turut melibatkan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang maupun Universitas Muhammadiyah Jakarta yang pernah menjabat Rektor Unisma Bekasi.
"Karena itu, kalau sekarang ini kok dialihkelolakan ke Muhammadiyah, itu sudah seharusnya. Jadi, tidak dialihkan kepada yang lain, dialihkan ke Muhammadiyah, itu paling tidak sejak awal Muhammadiyah sudah memberikan jejak-jejak kebaikan di Universitas Islam Bekasi ini," katanya.
Ia meminta segenap pengelola kampus, termasuk para pengurus Muhammadiyah di Bekasi untuk terus mendampingi, bekerja sama serta mendukung kemajuan Universitas Muhammadiyah Indonesia.
"Karena bagian-bagian ini adalah amal syariah yang tidak akan terputus dari generasi ke generasi. Alih kelolanya ke Muhammadiyah, tapi amal syariahnya insya Allah masih tetap mengalir seperti yang diharapkan," katanya.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Fauzan mengatakan tema besar yang disuguhkan hari ini adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan semangat transformasi kelahiran Rasulullah yang secara institusional diwujudkan pemangku Universitas Muhammadiyah Indonesia melalui alih kelola.
Semangat transformasi ini merupakan sebuah niat baik yang sekaligus satu visi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yaitu melahirkan kampus berdampak bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Baca juga: Inovasi pendidikan mesti dilakukan seluruh Universitas Muhammadiyah
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang juarai kontes robot dunia
Menurut Fauzan, momentum ini bukan kebetulan, tetapi harus dimaknai sebagai ikhtiar dalam rangka menjadikan satu institusi ini lebih baik dan lebih bermakna sebagaimana misi yang dikembangkan oleh Rasulullah, menyempurnakan.
Jadi, lanjutnya, apa yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam konteks mengambil alih Unisma Bekasi dalam rangka menyempurnakan kebermaknaan perguruan tinggi ini.
"Selamat kepada Persyarikatan Muhammadiyah yang telah berniat untuk menjadikan Unisma Bekasi ini menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya sekadar didengar, tetapi juga menjadi rujukan baik nasional maupun internasional," ucapnya.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.