UNCTAD: Perdagangan global tumbuh 300 miliar dolar AS H1 2025

2 months ago 7

Jenewa (ANTARA) - Meskipun laju pertumbuhannya melambat, perdagangan global tumbuh sekitar 300 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.237) pada paruh pertama (H1) 2025, menurut laporan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Selasa (8/7).

Dalam laporan Global Trade Update terbarunya, UNCTAD memperingatkan bahwa prospek perdagangan global masih tidak pasti akibat ketidakstabilan kebijakan yang terus berlanjut, ketegangan geopolitik, dan tanda-tanda melemahnya pertumbuhan global pada paruh kedua tahun ini.

Menurut laporan tersebut, perdagangan global tumbuh sekitar 1,5 persen pada kuartal pertama (Q1) dan diperkirakan tumbuh 2 persen pada kuartal kedua (Q2).

Mobil-mobil untuk dijual berada di sebuah pelabuhan di Yokohama, Jepang, pada 3 Juli 2025. (ANTARA/Xinhua/Jia Haocheng)

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kenaikan harga berkontribusi pada kenaikan nilai perdagangan secara keseluruhan, sementara volume perdagangan hanya tumbuh 1 persen. Harga barang yang diperdagangkan naik tipis pada Q1 dan terus meningkat pada Q2.

Perdagangan jasa tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, meningkat sebesar 9 persen selama empat kuartal terakhir.

Laporan tersebut menunjukkan tren campuran dalam perdagangan barang di antara perekonomian-perekonomian besar pada Q1 2025, dengan perekonomian maju melampaui negara-negara berkembang. Laporan tersebut mengaitkan hal ini dengan lonjakan impor AS sebesar 14 persen dan kenaikan ekspor sebesar 6 persen dari Uni Eropa (UE).

Sementara itu, AS membukukan defisit perdagangan yang semakin melebar selama empat kuartal terakhir, berkontribusi pada ketidakseimbangan perdagangan yang semakin dalam.

Alat berat gantry crane mengangkat sebuah kontainer kargo di terminal kontainer Centerm, Pelabuhan Vancouver, Kanada, pada 5 Juni 2025. (ANTARA/Xinhua/Liang Sen)

Laporan tersebut juga menyoroti risiko peningkatan fragmentasi perdagangan akibat tarif AS yang baru-baru ini diberlakukan, termasuk tarif dasar 10 persen dan bea tambahan atas baja dan aluminium. Laporan tersebut memperingatkan bahwa gelombang tindakan sepihak lebih lanjut dapat memicu ketegangan perdagangan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |