UKI tegaskan bela negara merupakan ilmu wajib di setiap kampus

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Universitas Kristen Indonesia (UKI) menegaskan "bela negara" harus menjadi ilmu wajib di setiap kampus karena harus ditanamkan sedini mungkin.

Dalam acara Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) dan Retret Fakultas Hukum (FH) UKI di Jakarta, Sabtu, Wakil Dekan Fakultas Hukum UKI Tomson Situmeang mengatakan kian terkikisnya rasa cinta Tanah Air pada generasi kini menjadi sinyal negatif, khususnya bagi para pemangku kepentingan.

"Gaya hidup Gen Z saat ini sudah terpapar dengan media sosial. Hal tersebut kentara dari sejumlah aksi demo yang terjadi belakangan ini, di mana menjurus pada aksi anarkistis," ungkap Tomson, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Padahal, lanjutnya, demonstrasi memiliki aturan main, sehingga tidak bisa semaunya. Ditambahkan bahwa penyampaian aspirasi atau sikap kritis harus dilakukan secara santun, sehingga saat ini, yang banyak terkikis di bangsa ini adalah moral.

Maka dari itu, kata dia, bela negara sangat penting, tidak hanya saat perkuliahan, juga setelah lulus.

"Seorang mahasiswa dan alumni yang memiliki spirit bela negara tentu berbeda karena memiliki moral dan attitude yang baik," ujarnya.

Dengan bela negara, dirinya berharap, generasi muda memiliki kebersamaan dan membangun kerja tim agar bisa menyelesaikan masalah secara bersama-sama.

Baca juga: Dekan paparkan pentingnya karakter pemimpin hadapi tantangan global

Menurut Tomson, setiap warga negara memiliki kewajiban bela negara. Untuk itu, LKMM-TD dinilai menjadi sesuatu yang wajib diberikan di seluruh perguruan tinggi agar bisa terlihat bagaimana tanggung jawab mahasiswa untuk membela negara.

UKI, sambungnya, memiliki perhatian terhadap bela negara, selain mengajarkan nilai-nilai kekristenan.

"Kami berharap melalui pendidikan bela negara ini, para mahasiswa dapat mengimplementasikan dalam sikap dan perilaku sehingga ke depan mereka yang akan menjadi pemimpin," tutur Tomson.

Sementara itu, Ketua Panitia LKMM-TD dan Retret FH UKI Grace Natalia Bornok Siahaan menyampaikan melalui kegiatan tersebut, pihaknya membekali para mahasiswa dengan kepemimpinan.

"Untuk menjadi seorang pemimpin harus mempunyai mental, iman yang kuat, dan berjiwa Pancasila," ucap Grace dalam kesempatan yang sama.

Dijelaskan bahwa dalam LKMM-TD, pihaknya ingin menumbuhkan cinta Tanah Air sehingga bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Dia menilai bela negara cocok dengan nilai-nilai yang ada di UKI, yaitu melahirkan calon pemimpin yang rendah hati, cinta Tanah Air, serta memiliki profesional dan tanggung jawab kepada negara melalui kontribusi nyata.

"Jadi dikaitkan dengan UKI, bela negara memperkuat nilai-nilai iman Kristiani dan Pancasila," ujarnya.

Harapannya, melalui LKMM-TD para mahasiswa FH UKI tidak hanya mendapat teori, tetapi juga memiliki kerinduan untuk menerapkan apa yang sudah mereka pelajari, tidak hanya secara akademis tapi juga keterampilan, komunikasi, dan kepemimpinan.

Baca juga: PCO: Mahasiswa harus punya wawasan bela negara di era digital

Baca juga: Makna bela negara bagi generasi muda dengan berprestasi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |