Jakarta (ANTARA) - Penampilan grup komedi atau lawak hingga komika menjadi sebuah hiburan yang kerap mengocok perut. Sebuah hiburan ringan yang dinantikan untuk sekedar melepas kepusingan menjalani realita kehidupan yang dipenuhi lika-liku.
Kehadiran para seniman komedian dalam sebuah penampilan kocak tentu menjadi sebuah suntikan keceriaan bagi penikmat. Dengan lontaran kalimat yang kerap membuat gelak tawa kian kencang, kehadiran seniman rupanya tak luput dari sejarah panjang dengan dinamika perkembangan yang kompleks.
Ingat, kan, bahwa Indonesia memiliki grup komedian legendaris seperti Srimulat, Warkop DKI, Jayakarta Grup, Empat Sekawan, Kwartet Jaya kemudian yang lebih modern di antaranya Patrio, Cagur, Project Pop, GJLS hingga sejumlah komedian yang akrab dikenal komika atau pelaku stand up comedy bagi generasi muda mewarnai dunia hiburan Tanah Air.
Komedi di Indonesia mulanya telah mengakar sejak abad ke-12 di Jawa Timur, kemudian berkembang dan pada 1950-an muncul grup lawak Srimulat. Kesenian rakyat tradisional dari masa ke masa ini pun menjadi medium dalam mengantarkan pesan tertentu pada masyarakat, bisa dalam bentuk kritik pada pemerintah namun dikemas dengan menyenangkan kemudain juga menjadi media mempromosikan sesuatu pada khalayak.
Lahirnya Hari Komedi Nasional
Ketua Umum Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSki) Jarwo Kwat mengatakan bahwa, pihaknya bersama komedian Komeng atau Alfiansyah telah memperjuangkan agar Indonesia memiliki Hari Komedi Nasional.
Komeng yang kini menjabat sebagai Dewan Perwakilan Daerah menilai bahwa hal ini sebagai upaya agar komedi sejajar dengan subsektor ekonomi kreatif lainnya yakni musik dan film yang telah memiliki hari jadi.
Jarwo Kwat mengatakan bahwa selama 11 tahun menggaungkan dan mengupayakan agar Hari Komedi dapat direalisasikan, beberapa kali melakukan pertemuan dengan Kementerian Kebudayaan akhirnya usulan itupun disambut positif oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Lewat Surat Keputusan (SK) Menteri Kebudayaan yang diteken Fadli Zon, secara resmi Indonesia pun memiiki Hari Komedi Nasional yang kini dirayakan tiap 27 September.
Penetapan tanggal itu bukan tanpa alasan. Penetapan 27 September sebagai Hari Lebaran bagi para komedian ini bertepatan dengan hari jadi sosok komedian legendaris yang multitalenta yakni Bing Slamet.
Komedian yang kerap melontarkan guyonan dalam berbagai kesempatan ini bahkan disebut Fadli Zon sebagai Bapak Komedi berkat kemampuan yang ia miliki yakni tak hanya melontarkan guyonan namun juga mampu memainkan alat musik yang beragam.
Penetapan ini pun diharapkan bisa menjadi simbol inspirasi bagi generasi seniman komedi Indonesia dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan budaya bangsa.
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.