UIN Walisongo perkuat kerja sama internasional cetak dai profesional

2 months ago 6

Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melalui Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) berkolaborasi dengan Imam for Training & Development, United Kingdom untuk mencetak dai dan imam profesional.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni UIN Walisongo Semarang Dr. H.A. Hasan Asy’ari Ulama’i di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa imam dan dai bukan sekadar penyampaian pesan agama.

"Mereka adalah wajah Islam di tengah masyarakat. Maka penting bagi mereka untuk membangun karakter, kapasitas, dan kecakapan berkomunikasi yang baik," katanya.

Dia mengatakan hal tersebut saat membuka seminar internasional bertajuk "Strengthening Professional Imam and Da'i" bekerja sama dengan Imam for Training & Development, United Kingdom.

Baca juga: Tokoh agama dorong kesadaran moral atasi kerusakan lingkungan

Seminar internasional tersebut, di antaranya diikuti 57 mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang akan melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Papua.

Dekan FDK UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Moh. Fauzi menjelaskan seminar itu bagian dari upaya FDK dalam memperkuat jejaring internasional di bidang pengembangan kapasitas keagamaan dan pengabdian masyarakat.

"Melalui kerja sama ini, kami ingin mendorong lahirnya imam dan dai yang tak hanya saleh dalam ibadah, tetapi juga cakap secara sosial dan digital. Ini menjadi kebutuhan penting dalam lanskap dakwah saat ini," katanya.

Director of Imam for Training & Development United Kingdom Prof. Ali Belaao menekankan peran imam dan dai pada era digital perlu mengalami transformasi signifikan.

Tidak lagi terbatas pada mimbar, kata dia, para dai harus tampil sebagai intelektual publik, pemengaruh digital dan agen perubahan sosial yang juga menyampaikan dakwah di media sosial, kampus, hingga ruang-ruang digital lainnya.

Di Inggris, kata dia, para daiah bahkan menggunakan hijab sebagai bentuk dakwah kultural yang efektif di lingkungan akademik dan masyarakat multikultural.

"Pemuda Muslim masa kini harus sadar akan status dan tanggung jawab mereka dalam Islam, terutama di tengah penderitaan umat di belahan dunia, seperti di Palestina. Kita harus berperan dengan apa, gunakan apa yang kita miliki, termasuk ilmu dari kampus, untuk membantu sesama," katanya.

Pengajar FDK UIN Walisongo Semarang Dr. Najahan Musyafak menyoroti pentingnya etika komunikasi, terutama dalam konteks media sosial di Indonesia yang banyak diwarnai ujaran kebencian.

Ia menegaskan imam dan dai memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk kesadaran spiritual, moral, dan sosial di masyarakat.

Ia menyebut empat kompetensi utama yang harus dimiliki imam dan dai profesional saat ini, yakni kedalaman teologis dan pemahaman terhadap teks suci, literasi digital, kemampuan komunikasi dan etika media, serta kontekstualisasi dakwah dalam lintas budaya.

Baca juga: Pramono ingatkan peran dai jaga kedamaian Jakarta

Baca juga: Gubernur Jambi minta penceramah dan dai bantu perangi judi online

Baca juga: UIN Walisongo miliki wahana stem cell untuk riset kanker

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |