Wasior (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) bersama Kementerian Transmigrasi menggelar Ekspedisi Patriot di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat guna memperkuat rencana pembangunan kawasan transmigrasi inklusif dan berkelanjutan.
Tim Ekspedisi Patriot UI Abdul Kadir di Wasior, Senin, mengatakan jumlah keseluruhan tim ada 25 orang terdiri atas lima dosen, sepuluh mahasiswa dan lima orang alumni yang akan melaksanakan penelitian dan pemetaan potensi.
Baca juga: Wamentrans: Ekspedisi Patriot energi baru pembangunan transmigrasi
"Kegiatan berlangsung selama empat bulan ke depan, yang dipusatkan di Kawasan Transmigrasi Werianggi-Werabur," katanya.
Ekspedisi Patriot bagian dari agenda nasional memperkuat ketahanan wilayah transmigrasi, mendukung kesejahteraan masyarakat lokal, dan memperluas kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan.
Sinergisitas perguruan tinggi, pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui pelaksanaan Ekspedisi Patriot diharapkan menjadi model replikasi pembangunan berbasis riset di Indonesia, terutama daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Hasil riset lapangan, pemetaan potensi, dan program pengabdian masyarakat di Werianggi–Werabur menjadi dasar rekomendasi kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi produktif," ujarnya.
Bupati Teluk Wondama Elysa Auri mengatakan pemerintah daerah berkomitmen mendukung pelaksanaan ekspedisi sebagai upaya percepatan pembangunan dan pemberdayaan kawasan transmigrasi.
Baca juga: Dua ribu anggota ekspedisi patriot dilepas ke 154 kawasan transmigrasi
Baca juga: ITS dukung program transmigrasi dengan terjunkan Tim Ekspedisi Patriot
Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot menjadi langkah penting dalam memastikan pembangunan di Kabupaten Teluk Wondama berbasis data, ilmu pengetahuan dan kolaborasi lintas sektor.
"Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot dapat mendorong pembangunan berbasis riset, dan memperkaya wawasan dalam membuat kebijakan," kata Elysa.
Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.