Transformasi digital inklusif Indonesia dapat sorotan dunia di Jenewa

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia yang menjalankan model transformasi digital inklusif mendapatkan banyak perhatian dari para pemimpin kelas dunia dalam forum bertajuk Leaders TalkX di Jenewa, Swiss.

Sorotan dari dunia ini diperoleh setelah Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menjelaskan bahwa Indonesia menjunjung pembangunan digital yang harus menjangkau seluruh warga negara tanpa terkecuali.

"Konektivitas digital adalah hak semua orang, bukan hak istimewa segelintir kelompok. Internet harus hadir di pedesaan, perkotaan, hingga daerah terpencil,” ujar Meutya dalam diskusi panel bertajuk “The Role of Governments and all Stakeholders in the Promotion of ICTs for Development”, Rabu.

Meutya menegaskan bahwa pendekatan Indonesia mengintegrasikan pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan literasi digital sebagai satu model yang bisa direplikasi oleh negara lain.

Terkhusus dalam hal infrastruktur digital, hingga Juli 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui program 10.000 Desa Digital yang dijalankan melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah menjangkau 4.132 desa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Baca juga: Kemkomdigi butuh tambahan anggaran untuk laksanakan program prioritas

Lewat program tersebut, pemerintah berhasil menghubungkan lebih dari 3,8 juta warga ke layanan digital untuk pertama kalinya.

Selain itu, pembangunan 7.500 menara Base Transceiver Station (BTS) telah memperluas layanan 4G ke wilayah non-komersial, sementara jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring kini menjangkau seluruh provinsi.

“Target kami, 90 persen populasi Indonesia terkoneksi dengan internet pita lebar pada 2030, dan 100 persen pada 2045. Ini bagian dari Visi Indonesia Digital 2045,” jelas Meutya.

Meutya juga menjelaskan Indonesia juga terus memperkuat infrastruktur digital melalui pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) sebagai fondasi untuk pengembangan teknologi-teknologi terbarukan sehingga Indonesia bisa menghadirkan lebih banyak solusi dan inovasi digital.

Lalu dalam hal menjaring sumber daya manusia digital berkualitas, program pengembangan talenta digital seperti Digital Talent Scholarship dan Gerakan Nasional Literasi Digital terus digiatkan.

Forum ini dihadiri para menteri dan pejabat tinggi dari berbagai negara sahabat, termasuk Kamboja, Ghana, Iran, Rusia, Guinea, Somalia, dan Turki.

Kehadiran mereka mencerminkan pengakuan internasional terhadap keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan pembangunan digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: Menkomdigi: Fokus pengembangan AI terkait program prioritas presiden

Baca juga: Kemkomdigi usulkan tambahan anggaran Rp12,6 triliun untuk tahun 2026

Baca juga: Kemkomdigi: Internet di Sekolah Rakyat untuk digitalisasi pendidikan

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |