New York (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Sugiono bersama Menteri Luar Negeri Ekuador, Gabriela Sommerfeld membahas peluang penguatan kerja sama di bidang riset kelautan, khususnya terkait keanekaragaman hayati Pasifik.
Penguatan kerja sama tersebut dibahas keduanya melakukan pertemuan bilateral di sela Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Kamis.
“Sebagai dua negara yang berbatasan dengan Samudera Pasifik, kita memiliki kepentingan bersama untuk mendorong riset keanekaragaman hayati laut serta kerja sama pelindungan ekosistem maritim,” kata Menlu Sugiono.
Baca juga: RI komitmen majukan kesehatan finansial demi ketahanan masyarakat
Ia mengatakan pertemuan tersebut menandai semakin eratnya kemitraan kedua negara yang telah berlangsung selama 45 tahun.
Selain membahas peluang peningkatan kerja sama bidang kelautan, kedua menteri turut menekankan pentingnya memperkuat kerja sama di bidang perdagangan, pembangunan berkelanjutan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
“Selama 45 tahun terakhir, Indonesia dan Ekuador telah menjadi mitra yang kokoh dalam memajukan kepentingan bersama, termasuk di bidang ekonomi, IPTEK, dan budaya,” tutur Sugiono.
Baca juga: RI, Prancis segera bagi peran terkait pembentukan negara Palestina
Kedua Menlu menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Penguatan Kapasitas Diplomatik yang akan menjadi landasan baru dalam memperkokoh hubungan diplomatik dan memperluas ruang kerja sama pembangunan di berbagai bidang.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Ekuador secara resmi dibuka pada 29 April 1980. Pemerintah Ekuador membuka perwakilannya di Jakarta pada Desember 2004, sedangkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito dibuka pada 11 November 2010.
Kerja sama ekonomi Indonesia dengan Ekuador memiliki banyak peluang yang dapat terus dikembangkan. Dalam bidang perdagangan, Ekuador merupakan pasar non-tradisional dan mitra terbesar ke-5 bagi Indonesia di Amerika Latin setelah Brazil, Argentina, Chile dan Peru.
Baca juga: Menlu di PBB, serukan perdamaian sebagai jawaban atas tantangan global
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.