Jakarta (ANTARA) - Transaksi non-tunai melalui aplikasi pembayaran digital milik PT Astra Digital Arta, AstraPay, mengalami peningkatan yang mencapai Rp131,3 triliun hingga Juli 2025.
CEO AstraPay, Rina Apriana mengatakan bahwa pertumbuhan itu terjadi jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Hingga Juli 2025, AstraPay juga berhasil mencatat lebih dari 234,7 juta transaksi dengan rata-rata transaksi mingguan mencapai 1,6 juta kali
“Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat semakin mengadopsi transaksi digital untuk kebutuhan sehari-hari. Kami percaya pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan angka, tetapi juga menunjukkan perubahan perilaku konsumen menuju cashless society,” kata Rina Apriana melalui keterangan resminya, Selasa.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sejak AstraPay diluncurkan pihaknya konsisten untuk menghadirkan pengalaman transaksi digital yang cepat, aman, dan dapat diandalkan.
Baca juga: BI perkuat kebijakan ekonomi keuangan inklusif
AstraPay yang sudah terintegrasi dengan ekosistem Astra, layanan pembayaran digital ini dapat digunakan untuk pembayaran cicilan FIFGROUP dan ACC, pembelian pulsa, token listrik, tiket transportasi umum hingga transaksi merchant berbasis QRIS.
Untuk lebih meningkatkan pengalaman pembayaran secara digital, pihaknya telah memperluas cakupan melalui fitur pemesanan tiket pesawat dan hotel melalui kerja sama strategis dengan Traveloka.
“Ke depan, kami akan terus menghadirkan inovasi agar AstraPay tidak hanya menjadi aplikasi pembayaran, tetapi juga sahabat finansial masyarakat dalam mengelola kebutuhan keuangan mereka sehari-hari,” tambah Rina.
Dengan pencapaian ini, AstraPay semakin menegaskan komitmennya untuk mendukung agenda pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan serta memperluas literasi digital di Indonesia.
Baca juga: BSI: Nilai transaksi EDC naik signifikan capai Rp600 miliar per Maret
Baca juga: BI sebut transaksi nontunai capai 8 juta pengguna di Papua
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
