Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong melakukan kolaborasi penanganan kerusakan dalam kawasan yang sudah terlanjur dibuka masyarakat melalui program usaha ekonomi kehutanan.
Kepala Bidang Pengelolaan TNKS Wilayah III Bengkulu-Sumsel M Mahfud di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan angka penggundulan hutan atau deforestasi dalam kawasan TNKS di Kabupaten Rejang Lebong berkisar 6.000-7.000 hektare dari total luas 41.066 hektare.
"Program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Rejang Lebong yang terkait dengan permasalahan yang ada di kawasan TNKS yaitu penyelesaian usaha dan kegiatan terbangun, artinya masyarakat yang sudah beraktivitas terlanjur di dalam kawasan TNKS yang sudah sekian lama akan dilakukan kerja sama atau kemitraan konservasi," kata dia.
Dia menjelaskan, program kemitraan konservasi yang akan dilakukan Pemkab Rejang Lebong tersebut sudah dilakukan MoU dengan TNKS, program ini merupakan terobosan yang baik karena sebelumnya baru dilakukan oleh pemerintah pusat saja.
Baca juga: BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera hidup di TNBT Jambi
Baca juga: TNKS Bengkulu-Sumsel rutin bersihkan jerat harimau dalam kawasan
Program kemitraan konservasi oleh Pemkab Rejang Lebong dengan TNKS ini, kata dia, diatur dalam UU Cipta Kerja dan PP Nomor 24 tahun 2021, serta Peraturan Menteri LHK Nomor 14 tahun 2023. Nantinya masyarakat yang sudah terlanjur membuka lahan di dalam TNKS akan diajak bersama-sama mengelola kawasan itu.
Untuk langkah pertama yang akan mereka lakukan ialah membentuk kelompok tani hutan sehingga nantinya diketahui datanya warga punya lahan garapan dalam kawasan TNKS, dan kemudian dijadikan satu kelompok tani hutan.
"Karena ini adalah kawasan taman nasional, kawasan konservasi sehingga keanekaragaman hayatinya perlu ditingkatkan misalnya di situ sudah ada kebun kopi, nanti kita akan tambah dengan tanaman jenis produk lainnya misalnya buah-buahan atau tanaman yang menghasilkan getah atau menghasilkan kulit," ucapnya.
Pihaknya bersama dengan Pemkab Rejang Lebong, kata Mahfud, dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi dengan para camat, para kepala desa yang wilayahnya berbatasan dengan kawasan TNKS sehingga bisa menyukseskan program kemitraan konservasi yang dilakukan Pemkab Rejang Lebong bersama dengan TNKS di wilayah itu.*
Baca juga: Populasi harimau sumatera dalam TNKS diperkirakan lebih dari 150 ekor
Baca juga: TNKS menyalurkan bantuan bibit perkebunan bagi petani di Rejang Lebong
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025