Kupang (ANTARA) - Tim medis dari Polda Nusa Tenggara Timur yang bertugas di Posko Desa Boru untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terpaksa dievakuasi menyusul erupsi gunung setinggi 18 ribu kilometer itu disertai batu dan kerikil.
Kabiddokkes Polda NTT AKBP dr. Hery Purwanto, kepada wartawan di Kupang, Senin, mengatakan bahwa tim di Boru harus evakuasi karena kondisi di lapangan sangat berat.
“Tetapi di Posko Konga, pelayanan kesehatan dari Biddokes Polda NTT terus berjalan karena situasinya masih aman,” katanya.
Hujan abu dan suara gemuruh memaksa sejumlah tim Biddokes Polda NTT yang diketuai oleh Ipda Pius Pala harus mengevakuasi diri ke Larantuka.
Baca juga: BMKG: Warga diimbau gunakan masker cegah dampak abu vulkanik Lewotobi
Baca juga: Bandara Komodo tutup sementara terdampak abu erupsi Lewotobi
Mereka berjuang melintasi jalanan macet dan berdebu. Namun, semangat mereka untuk membantu masyarakat tak pernah surut.
Kabid humas Kombes Pol Henry Novika Chandra, menyampaikan kekaguman atas ketangguhan tim medis yang bertugas di lokasi erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Di tengah erupsi, mereka tetap hadir untuk masyarakat. Ini adalah wujud nyata Polri untuk masyarakat. Saya memerintahkan seluruh jajaran untuk terus siaga,” ujar dia.
Tak hanya memberikan layanan medis, tim Biddokkes juga sigap mendistribusikan masker dan membantu evakuasi warga terdampak.
Kombes Henry mengatakan bahwa Polda NTT terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, BPBD, dan pemerintah daerah untuk memastikan keselamatan warga sebagai prioritas utama.
“Seluruh personel Biddokkes berada dalam status siaga, siap bergerak kapan saja untuk membantu masyarakat di tengah krisis erupsi,” kata dia.*
Baca juga: Bandara El Tari: Jumlah rute penerbangan batal ke Flores bertambah
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki dua kali erupsi dalam enam jam pada Senin
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.