Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Sosial Jakarta Barat (Sudinsos Jakbar) mengimbau warga tidak mudah memberikan uang kepada pengemis yang meminta-minta pinggir di jalan raya.
Imbauan itu disampaikan menyusul maraknya pengemis di wilayah Jakarta Barat, salah satunya adalah kasus yang viral pada Rabu (24/9) lalu, di mana seorang pengemis bermodus pemulung di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
"Saat ini marak ada fenomena pengemis modus jadi pemulung di jalan raya dengan tingkah yang mengundang simpati pengguna jalan, seperti kemarin itu di kawasan Cengkareng. Baru-baru ini kan viral video pemulung yang menarik gerobak di Cengkareng. Makanya diimbau jangan beri mereka uang," kata Suprapto di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Modus jadi pemulung, maling gasak motor warga di Cakung
Sosok pemulung itu rupanya kerap diunggah di medsos. Salah satu momen yang sempat viral adalah ketika pemulung tersebut tertunduk seperti posisi bersujud di depan gerobaknya. Suprapto mengimbau masyarakat tidak mudah bersimpati kepada mereka.
“Makanya diimbau warga atau orang yang lewat agar tidak memberikan uang ke mereka. Jangan gampang merasa kasihan terus memberi sesuatu kepada pengemis, lebih baik salurkan kepada tempat yang jelas,” kata dia.
Suprapto mengungkapkan sosok pemulung yang viral di Cengkareng hanya modus supaya masyarakat prihatin dan memberikan sumbangan.
Baca juga: 188 PMKS dijaring di wilayah Jakbar pada Agustus 2025
“Itu pengemis berkedok pemulung. Jadi dia pura-pura sambil bawa gerobak, pura-pura menjatuhkan diri lah, sujud, tertunduk, pokoknya supaya orang kasihan lah, nah itu banyak orang yang ngasih,” katanya.
Pihaknya telah membawa pemulung tersebut ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya pada Rabu (24/9) lalu.
“Sudah diamanin Rabu pagi. Sekarang masih di panti, kalau ada dari keluarga silahkan ke panti. Kalau nggak ada dan karena dia lansia bisa kita rujuk ke panti sosial tempat untuk lansia, Tresna Werdha, salah satunya ada di Cengkareng,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat menjaring sebanyak 1.178 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) selama delapan bulan.
Baca juga: Gelandangan kembali dominasi PMKS yang dijaring di Jakbar
Menurut Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto, jumlah tersebut hasil rekapitulasi pelayanan, perlindungan dan pengendalian PMKS jalanan di wilayah Jakarta Barat periode Januari hingga Agustus 2025.
“Selama delapan bulan itu totalnya mencapai 1.178 PMKS,” kata Suprapto saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan, dari 1.178 PMKS yang dijaring, kategori paling banyak adalah gelandangan, yakni 467 orang.
"Lalu disusul psikotik 308 dan pengamen 79 orang. Sisanya pengemis, pak ogah, anak jalanan, pedagang asongan dan lainnya," kata dia.
Baca juga: Pengemis bawa anak hingga pengamen terjaring razia PMKS di Jaktim
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.