New York (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Sugiono, memberikan tanggapan terkait Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu yang menyoroti pidato Presiden Prabowo Subianto dalam sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.
Netanyahu, saat berpidato pada sesi Debat Umum di PBB, Jumat, mengatakan bahwa dia mencatat dengan seksama kata-kata penuh semangat yang disampaikan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto
“Itu posisinya dia, saya jangan ditanya,” kata Menlu Sugiono kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat.
Menlu kembali menegaskan bahwa visi apa pun terkait Israel, harus dimulai dari pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“Jadi, visi apa pun itu harus dimulai dari situ. Kita tidak akan berbicara yang lain-lain selain pertama ya ada recognition terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina dan itu yang akan kita lakukan,” tegas Menlu.
Netanyahu, yang berbicara pada urutan pertama pada hari keempat atau hari terakhir sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, mengatakan bahwa dirinya serta negara-negara lain mencatat kata-kata yang penuh semangat yang disampaikan oleh Presiden Indonesia.
“Dan saya mencatat, seperti halnya Anda juga pasti mencatat, kata-kata yang penuh semangat yang disampaikan di sini oleh Presiden Indonesia. Ini adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Dan ini juga merupakan pertanda tentang apa yang bisa terjadi di masa depan,” ucap Netanyahu.
Netanyahu mengklaim bahwa para pemimpin Arab dan Muslim yang berpikiran maju mengetahui bahwa jika bekerja sama dengan Israel akan memberi mereka akses pada teknologi-teknologi mutakhir dari Israel, termasuk di bidang kedokteran, sains, pertanian, air, pertahanan, kecerdasan buatan, dan banyak bidang lainnya.
“Saya percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Timur Tengah akan terlihat sangat berbeda. Banyak dari mereka yang hari ini memerangi Israel, akan lenyap besok. Para pembawa damai yang berani akan menggantikan mereka,” ucapnya.
Dalam pidatonya, Netanyahu juga membantah tuduhan terhadap Israel yang dengan sengaja membuat rakyat Gaza kelaparan dengan mengklaim bahwa Israel justru secara sengaja memberi makan rakyat Gaza.
Sejak perang dimulai, katanya, Israel telah memasukkan lebih dari 2 juta ton makanan ke Gaza setiap harinya atau setara dengan satu ton telur untuk setiap pria, wanita, dan anak-anak di Gaza, hampir 3.000 kalori per orang per hari.
“Jika ada warga Gaza yang tidak mendapat cukup makanan, itu karena Hamas yang mencurinya. Hamas mencuri, mengimpor, dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi,” klaim Netanyahu.
Bertentangan dengan klaim Netanyahu, Kementerian Kesehatan Gaza pada awal September mencatat jumlah korban meninggal akibat malnutrisi di Jalur Gaza akibat blokade Israel terus bertambah menjadi 404 orang, termasuk 141 anak.
"Dalam 24 jam terakhir Kementerian Kesehatan Gaza telah mencatat lima kematian akibat kelaparan dan malnutrisi, salah satunya adalah anak-anak. Dengan demikian, total korban jiwa menjadi 404, termasuk 141 anak," demikian pernyataan tersebut.
Sepanjang Agustus 2025, sebanyak 185 orang meninggal akibat kelaparan di Gaza, rekor tertinggi dalam sebulan sejak pengepungan oleh Zionis diperketat mulai Maret tahun ini.
Saat ini terdapat 43.000 balita dan lebih dari 55.000 ibu hamil dan menyusui menderita malnutrisi, menurut otoritas setempat.
Baca juga: Delegasi dari puluhan negara "walk-out" saat Netanyahu pidato di PBB
Baca juga: Pidato Prabowo di PBB, solidaritas Palestina dan diplomasi gaya baru
Baca juga: Prabowo: Perdamaian datang bila semua menjamin keamanan Israel
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.