Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menilai program Sekolah Rakyat dirancang bukan hanya sebagai sarana pendidikan reguler, melainkan juga sebagai laboratorium untuk pengembangan pendidikan yang lebih luas.
"Intinya ini bukan sekolah biasa. Sekolah Rakyat ini akan menjadi laboratorium luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," kata dia seusai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 di Margaguna, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, keberadaan asrama menjadi keunggulan Sekolah Rakyat dibanding sekolah umum. Hal itu dikarenakan dengan sistem berasrama maka interaksi dan pembinaan siswa dapat dilakukan lebih intensif sehingga standar layanan harus di atas standar minimal.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Pendidikan (2009-2014) ini juga mengingatkan bahwa akses dan kualitas menjadi dua aspek penting pendidikan yang tidak boleh dilupakan ketika pemerintah memperluas jangkauan Sekolah Rakyat ke berbagai daerah.
"Dua variabel yang tidak boleh diotak-atik urusan pendidikan itu yaitu akses dan kualitas," ujarnya.
Baca juga: Prabowo tambah lagi 65 Sekolah Rakyat, total jadi 165 unit di Oktober
Baca juga: Kemensos pastikan ke Presiden 65 Sekolah Rakyat beroperasi September
Dia berpesan agar kapasitas guru Sekolah Rakyat harus ditingkatkan secara berkelanjutan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kompetensi-minat bakat para siswa yang beragam. Hal ini dinilai penting mengingat sistem pendidikan Sekolah Rakyat dengan konsep multi-entry multy-exit dan metode pendekatan LSM/Learning Management System.
"Faktor kualitas ditentukan oleh tiga aspek utama, yakni mutu guru, infrastruktur, serta proses pembelajaran. Pelatihan para guru seperti yang sampaikan Pak Presiden tadi reskilling, upskilling itu bukan musiman tetapi menjadi satu proses yang terus menerus," kata dia.
Bila perlu, kata dia menambahkan, pemerintah melalui Kementerian Sosial bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) melibatkan perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Rakyat.
"Bisa jadi para guru terbatas. Ya kita ajak dosen - mahasiswa untuk bersama-sama menangani masalah itu. Banyak mereka di perguruan tinggi tertarik untuk ikut serta. Jadi sekolah ini nanti akan menjadi laboratorium yang luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," cetusnya.
Program Sekolah Rakyat dirancang oleh pemerintah sebagai pusat pendidikan, sekaligus juga sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu.
Baca juga: Prabowo tinggalkan pesan di buku siswa saat kunjungi Sekolah Rakyat
Baca juga: Mensos: Kebersihan dan asupan gizi siswa SR jadi atensi Presiden
Konsep ini memadukan sejumlah program prioritas pemerintah, antara lain Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, hingga program pembangunan 3 juta unit rumah.
Hingga kini, sudah beroperasi 100 Sekolah Rakyat di berbagai daerah. Pemerintah melalui Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026 jumlahnya bertambah menjadi 165 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA/sederajat.
Sekolah-sekolah tersebut diproyeksikan mampu menampung 15.895 siswa, dengan dukungan 2.407 guru serta 4.442 tenaga pendidik.
Presiden Prabowo sebelumnya mengatakan saat ini pemerintah sedang mempersiapkan untuk kembali menambah sebanyak 500 Sekolah Rakyat lagi yang akan dibangun di wilayah kantong-kantong masyarakat tertinggal dan berpenghasilan rendah.
Dalam kunjungannya ke SRMA 10 Jakarta itu, kepala negara menyebut sekolah-sekolah tersebut tidak hanya untuk anak-anak dari keluarga dengan tingkat ekonomi terendah desil 1-2, tetapi juga untuk keluarga desil 3, 4, dan 5 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca juga: Prabowo benahi pendidikan lewat efisiensi dan pemberantasan korupsi
Baca juga: Mensos: Presiden bangun 500 Sekolah Rakyat perluas akses pendidikan
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.