Bangkok (ANTARA) - Thailand dan Kamboja bersepakat menarik mundur pasukan mereka dari titik bentrokan perbatasan akhir bulan lalu ke posisi awal yang disepakati sejak 2024, demikian menurut Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai.
“Melalui pembicaraan yang melibatkan personel militer dari kedua belah pihak, kami telah mencapai kesepakatan untuk menarik mundur pasukan hingga ke posisi awal sejak 2024,” kata Phumtham dalam sebuah konferensi pers, Minggu.
“Kami telah menerima informasi mengenai negosiasi antara kedua belah pihak pada semua tingkat komando (di area perbatasan),” ucap dia sembari menyebut bahwa inspeksi tengah dilakukan oleh pejabat senior di wilayah bentrokan.
Menhan Thailand pun menyatakan apresiasi terhadap pihak Kamboja dan komando garis depan militer negara tersebut atas “partisipasi dalam negosiasi dan peran dalam mengatasi situasi yang terjadi dengan cara yang positif dengan prinsip perdamaian demi kemaslahatan rakyat kedua negara”.
Sementara itu, gambar-gambar lokasi bentrokan yang dirilis media Thailand menunjukkan personel Kamboja telah meninggalkan posisi mereka. Parit-parit yang digunakan saat bentrokan terjadi juga tampak telah disingkirkan.
Sebelumnya, Tentara Kerajaan Thailand menyatakan bahwa pihak Kamboja mengundang Thailand untuk membahas isu tersebut. Dalam negosiasi, Kamboja setuju menempatkan personelnya di posisi awal yang disepakati pada 2024.
Menurut Thailand, hal tersebut adalah untuk menciptakan situasi kondusif untuk pelaksanaan rapat Komisi Gabungan Demarkasi Perbatasan Darat pada 14 Juni 2025 mendatang untuk membahas pendekatan yang pantas dan berkelanjutan di wilayah perbatasan Thailand-Kamboja.
“Kedua pihak juga sepakat memanfaatkan mekanisme Komite Perbatasan Setempat sebagai saluran untuk diskusi saat ini dalam penyelesaian isu tingkat wilayah di masa depan,” menurut otoritas tersebut.
Sabtu lalu (7/6), Tentara Kerajaan Thailand mengeluarkan instruksi supaya kendali titik lintas perbatasan diserahkan kepada militer dengan alasan adanya provokasi di perbatasan dari pihak Kamboja.
Militer Thailand juga merilis informasi dari dinas intelijen bahwa Kamboja telah meningkatkan jumlah personel yang mereka siagakan di perbatasan.
Pada 28 Mei, seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan yang terjadi di perbatasan Kamboja-Thailand yang masih disengketakan. Kedua pihak saling tuduh bahwa pihak lawan memulai provokasi di zona netral yang telah ditentukan.
Selasa lalu (3/6), militer Thailand menyatakan bahwa personel militer Kamboja mendekati perbatasan dengan Thailand dengan alutsista dan peralatan berat. Sementara, militer Kamboja merilis foto dan video di media sosial yang menunjukkan bangkai pesawat nirawak milik Thailand yang diduga mereka tembak jatuh.
Thailand mengeklaim bahwa pesawat nirawak itu bukan milik mereka, sembari berdalih bahwa tak diperlukan pesawat nirawak untuk mengintai wilayah Kamboja karena informasi yang mereka perlukan bisa diambil dari media sosial militer Kamboja sendiri.
Bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja yang masih disengketakan kedua negara sudah terjadi beberapa kali, sementara negosiasi untuk menentukan garis batas nasional tetap berlangsung.
Meski dengan adanya ketegangan, semua titik lintas batas Thailand-Kamboja masih dibuka seperti biasa bagi pergerakan masyarakat maupun komoditas perdagangan.
Sumber: Sputnik
Baca juga: PM Malaysia imbau Thailand, Kamboja tahan diri atas insiden perbatasan
Baca juga: PM Malaysia akan hubungi PM Thailand perihal konflik tentara Kamboja
Baca juga: Kamboja-Thailand harapkan penyelesaian damai atas sengketa perbatasan
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025