Jakarta (ANTARA) - Taman Bendera Pusaka di kawasan Barito, Jakarta Selatan, tidak hanya menghadirkan keindahan lanskap, tetapi juga mengelola tata air kawasan untuk membantu pengendalian banjir di wilayah tersebut.
Taman tersebut juga dapat memperkuat fungsi ekologis, sekaligus memperhatikan nilai sejarah dan budaya lokal.
"Diharapkan, taman ini bisa meningkatkan interaksi sosial warga, mendukung aktivitas olahraga, seni, dan kegiatan komunitas," kata Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta Vera Refina Sari dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Taman ini juga akan menjadikannya representasi Jakarta sebagai kota global yang hijau dan berbudaya.
Dia mengatakan, proyek pembangunan taman ini bukan sekadar renovasi taman, melainkan juga merupakan bentuk “rebirth” atau kelahiran kembali kawasan Barito menjadi ruang publik yang lebih hidup, inklusif dan multifungsi.
Baca juga: Megawati dan Pramono Anung kunjungi Taman Langsat
Dari sisi aksesibilitas, taman ini berdekatan dengan kawasan "Transit-Oriented Development" (TOD) Blok M bisa dijangkau dengan jaringan transportasi umum seperti MRT, BRT dan Mikrotrans.
"Hal ini akan mendorong lebih banyak warga memanfaatkan ruang terbuka ini sebagai tempat berkegiatan harian," katanya.
Vera menambahkan, pembangunan Taman Bendera Pusaka ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025, dengan pendanaan berasal dari pelampauan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
Dengan konsep baru yang holistik dan terintegrasi, Taman Bendera Pusaka diharapkan menjadi ikon ruang terbuka hijau baru di Jakarta Selatan yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mendukung keberlanjutan kota dan kehidupan sosial masyarakat urban.
Setelah taman ini selesai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melanjutkan transformasi serupa di taman-taman lainnya.
Baca juga: Nama Taman ASEAN batal, akan diganti jadi Taman Bendera Pusaka
Taman Bendera Pusaka di kawasan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan menggabungkan tiga taman. Yaitu Taman Langsat, Taman Ayodia dan Taman Leuser, menjadi satu kawasan ruang terbuka hijau seluas 5,5 hektare.
Dalam pengembangannya, jembatan penghubung akan dibangun untuk mengintegrasikan seluruh area sehingga pengunjung tidak perlu melintasi jalanan umum untuk berpindah taman.
Taman ini dibangun di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta dan akan dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta.
Dari sisi peruntukan tata ruang, taman ini berada dalam subzona RTH 4 (Taman Kelurahan) dan RTH 5 (Taman RW) serta telah masuk dalam kawasan pelestarian Cagar Budaya Kebayoran Baru.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.