Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak dua kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini memasuki status awas kekeringan lantaran sudah dua bulan lebih tanpa hujan.
"Hari tanpa hujan berturut-turut di Pos Lape dan Pos Rhee, Kabupaten Sumbawa, serta Pos Wera di Kabupaten Bima sudah melewati batas 60 hari, menandai kekeringan ekstrem yang mengkhawatirkan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB I Gede Widi Hariarta dalam pernyataan di Mataram, Senin.
Di Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Lape dan Rhee mengalami kekeringan ekstrem dengan hari tanpa hujan mencapai 61 dan 77 hari. Sedangkan di Kabupaten Bima, Kecamatan Wawo tercatat mengalami 75 hari tanpa hujan.
Status awas kekeringan merupakan sinyal nyata terhadap ancaman krisis air yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari warga dan aktivitas pertanian di kedua kabupaten tersebut.
Baca juga: Empat daerah di NTT berstatus awas kekeringan meteorologis
BMKG mencatat curah hujan di NTB secara umum masih berada pada level rendah menyelimuti hampir seluruh wilayah dengan kondisi yang mengkhawatirkan. Musim kemarau puncak semakin menekan ketersediaan air bersih dan potensi kerusakan lingkungan.
Walaupun indeks IOD negatif dan ENSO netral belum memicu perubahan signifikan, suhu muka laut yang lebih hangat menjadi variabel rawan yang bisa memicu pola cuaca ekstrem di daerah ini.
Peluang hujan dasarian kedua Agustus 2025 sangat minim dengan probabilitas hujan lebih dari 20 milimeter kurang dari 10 persen. Situasi itu mempertegas kondisi kering terus berlanjut dalam beberapa pekan ke depan.
Baca juga: Status 15 kecamatan awas kekeringan, Satgas Air Bersih diminta bersiap
Selain dua kabupaten dengan status awas, BMKG melaporkan beberapa kecamatan lain masuk level siaga dan waspada kekeringan. Pemerintah daerah dan masyarakat diingatkan untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi risiko.
"Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan serta lahan," kata Widi.
Lebih lanjut dia mengimbau masyarakat untuk mengoptimalkan penampungan air hujan di embung dan waduk sebagai upaya penting mengatasi kekurangan air yang makin mendesak selama periode musim kemarau tahun ini.
Baca juga: Status 15 kecamatan awas kekeringan, Satgas Air Bersih diminta bersiap
Pewarta: Sugiharto Purnama/Akke Alifwibia Ningsih
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.