Jakarta (ANTARA) - Latihan gabungan bersama (latgabma) Super Garuda Shield Tahun 2025 melatih kemampuan prajurit multinasional mulai dari pertahanan lapangan hingga siber sebagai bentuk respons terhadap tantangan masa kini.
Hal itu disampaikan Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita saat membacakan amanat Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada pembukaan Super Garuda Shield 2025 di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta, Senin.
"Latihan ini mencakup berbagai materi penting, mulai dari latihan staf tingkat operasional, latihan pertahanan siber, hingga sekelas latihan lapangan yang menuntut kesiapan tempur dan menguji interoperabilitas antarnegara," kata Wakil Panglima.
Mulai Senin hingga Kamis (4/9) depan, sebanyak 6.501 personel peserta latgabma Super Garuda Shield akan berlatih mengenai staffex (prosedur pengambilan keputusan kepemimpinan dan perintah operasi) serta cyberex (mengidentifikasi, mengamankan, dan mempertahankan diri dari ancaman siber).
Mereka juga akan berlatih terkait materi operasi lintas udara, jungle field training exercise (latihan lapangan), pasukan operasi khusus (materi mengenai aktivitas military free fall infiltrasi dan air assault), serta operasi amfibi oleh prajurit marinir.
Selain itu juga materi terkait engineer civil action project atau pembangunan sarana dan prasarana desa serta combine arm life fire exercise (Calfex), yakni materi mengenai latihan tembakan amunisi tajam terintegrasi antarkecabangan.
Baca juga: Latgabma Super Garuda Shield 2025 resmi dibuka, diikuti 6.501 personel
Tandyo mengatakan dunia saat ini tengah menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks, yakni dari bencana alam hingga siber dan dari ketegangan kawasan hingga ketidakpastian global.
Oleh sebab itu, kata dia, latgabma Super Garuda Shield 2025 hadir sebagai wadah untuk berlatih bersama, berdiri, bahu-membahu, serta merespons setiap tantangan dengan cepat dan tepat.
Dia menyebut seluruh rangkaian latgabma tidak hanya ditujukan untuk memperkuat kemampuan militer, tetapi juga untuk membangun rasa saling percaya, persaudaraan, dan solidaritas setelah latihan berakhir.
"Mari kita jadikan latihan ini sebagai sumber inspirasi, menguatkan kesatuan kita, meningkatkan kesiapsiagaan kita, dan menegaskan kembali komitmen bersama kita untuk menjaga perdamaian dan stabilitas," tuturnya.
Baca juga: AS: Super Garuda Shield tunjukkan kepemimpinan RI di Indo-Pasifik
Latgabma Super Garuda Shield 2025 diikuti 6.501 personel dari 13 negara sahabat. Indonesia selaku tuan rumah mengirimkan 4.105 personel, sementara Amerika Serikat selaku mitra tuan rumah mengirimkan 1.347 personel.
Sementara itu, Jepang mengirimkan 490 personel, Australia 254 personel, Korea Selatan 100 personel, Belanda 84 personel, Singapura 62 personel, Kanada 35 orang, Prancis 10 personel, Jerman empat personel, Brasil empat personel, Selandia Baru tiga personel, dan Inggris tiga personel.
Latgabma ini juga diikuti 22 orang pengamat dari 12 negara, yaitu Brasil, Kanada, Prancis, Belanda, Inggris, Jerman, Selandia Baru, Papua Nugini, Kamboja, India, Timor Leste, dan Malaysia.
Latihan diselenggarakan di Seskoal Jakarta; Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Bogor, Jawa Barat; Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan; dan Puslatpur Marinir IX Dabo Singkep, Kepulauan Riau pada 25 Agustus hingga 4 September 2025.
Baca juga: TNI: Ribuan personel dari 13 negara ikuti Latgabma Super Garuda Shield
Baca juga: AS siap bawa teknologi militer canggih ke Super Garuda Shield
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.