Sumbar usulkan tambahan EWS untuk mitigasi banjir lahar dingin Marapi

1 month ago 13
Sumbar sangat berharap BNPB segera menindaklanjuti usulan permintaan tambahan EWS agar setiap sungai yang berhulu dari Gunung Marapi dilengkapi sensor tinggi muka air termasuk CCTV

Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengusulkan penambahan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai langkah memitigasi bencana lahar dingin Gunung Marapi.

"Kami sudah mengusulkan penambahan EWS dan BNPB juga sudah melakukan survei. Semoga ini bisa segera terealisasi pada tahap kedua," kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar Ilham Wahab di Kota Padang, Sabtu.

Ilham mengatakan usulan penambahan EWS tersebut nantinya dipasang di setiap sungai-sungai yang berhulu langsung dari Gunung Marapi. Pascabanjir lahar dingin Gunung Marapi 11 Mei 2024, BNPB bersama BMKG memasang beberapa EWS berupa sensor pemantau ketinggian muka air, pengukuran intensitas curah hujan dan closed-circuit television atau CCTV.

Baca juga: Sumbar maksimalkan empat EWS cegah dampak banjir lahar dingin

Dari 27 sungai yang berhulu langsung dari Gunung Marapi, baru empat sungai yang terpasang EWS. Selain itu, BNPB juga memasang 26 unit sirene. Artinya, masih ada 23 aliran sungai yang diharapkan segera dipasang sistem peringatan dini sebagai langkah mitigasi bencana lahar dingin.

Oleh karena itu, Sumbar sangat berharap BNPB segera menindaklanjuti usulan permintaan tambahan EWS agar setiap sungai yang berhulu dari Gunung Marapi dilengkapi sensor tinggi muka air termasuk CCTV, terutama sungai yang memiliki risiko tinggi dilalui aliran banjir lahar dingin.

"Ada enam unit EWS yang dipasang BNPB dan tersebar di empat sungai yang berhulu langsung dari Gunung Marapi," jelas dia.

Baca juga: PGA Bukittinggi: Gunung Marapi erupsi 13 kali sepanjang Juli 2025

Sejak BNPB memasang sistem peringatan dini di sungai-sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, BPBD melihat alat tersebut bekerja dengan baik. Sensor maupun rekaman CCTV dilaporkan secara real time kepada BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

Sebagai informasi, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada 11 Mei 2024 sekaligus beriringan dengan banjir bandang dari aliran sungai yang berhulu dari Gunung Singgalang di hari yang sama, menyebabkan 63 orang meninggal dunia serta 10 lainnya tidak ditemukan.

Selain itu, bencana hidrometeorologi tersebut juga mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka berat dan ringan. Tidak hanya itu, bencana tersebut juga menyebabkan sejumlah rumah hingga bangunan permanen rusak hingga rata dengan tanah.

Baca juga: Gunung Marapi erupsi selama 46 detik Jumat sore

Baca juga: PGA laporkan Gunung Marapi di Sumbar erupsi sekitar 30 detik

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |