Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Sugiono menggarisbawahi tiga isu utama dalam Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-India yaitu keamanan kawasan, kerjasama ekonomi, dan ketahanan pangan saat mengikuti ASEAN–India Post Ministerial Conference (PMC) di Kuala Lumpur, Kamis (10/7)
Dalam keterangan pers Kemenlu pada Kamis, Sugiono menekankan pentingnya menjaga perdamaian di tengah dinamika geopolitik saat ini yang semakin tidak stabil.
"Perselisihan dan konflik harus diselesaikan secara damai, melalui dialog dan diplomasi, bukan kekerasan,” tegas Menlu Sugiono.
Seperti situasi di Asia Selatan, Indonesia menyerukan semua pihak menahan diri dan mengikuti aturan sesuai Treaty of Amity and Cooperation (TAC), dan berharap India dapat menjadi contoh dalam menjunjung prinsip dialog, saling menghormati dalam penyelesaian sengketa secara damai.
Sementara itu, terkait isu ekonomi, Menlu menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, terutama di tengah perlambatan ekonomi global.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sugiono menyatakan perlunya ASEAN dan India memperkuat kerja sama ekonomi, memperdalam interaksi sektor bisnis (business to business) serta meningkatkan konektivitas maritim antar kawasan.
"Konektivitas adalah kunci penguatan arsitektur ekonomi kawasan. Kami mendukung penuh penetapan tahun 2026 sebagai ASEAN–India Year of Maritime Cooperation,” jelas Menlu Sugiono.
Sedangkan di bidang ketahanan pangan, Menlu menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, seperti investasi pada teknologi Pertanian dan penguatan rantai pasok pangan untuk ketahanan jangka panjang.
Dia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat.
Untuk mewujudkan ketiga hal tersebut, Sugiono menegaskan dukungan Indonesia terhadap Plan of Action to Implement the ASEAN–India Comprehensive Strategic Partnership 2026–2030, yang akan menjadi panduan arah kerja sama lima tahun ke depan.
“Kemitraan ASEAN–India telah teruji selama lebih dari tiga dekade. Kini saatnya kita perkuat fondasi kerja sama yang lebih visioner, inklusif, dan berdampak nyata, demi kemitraan yang akan terus menguat dan menjadi kekuatan positif bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan maupun global” pungkas Menlu Sugiono.
Baca juga: Menlu RI serukan inovasi sebagai jantung kemitraan ASEAN-Jepang
Baca juga: RI serukan kerja sama konkret ASEAN-Tiongkok
Baca juga: Pejabat Malaysia sebut ASEAN junjung tinggi konsensus dan inklusivitas
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.