Jakarta (ANTARA) - DPR RI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta sejumlah mitra lintas sektor dalam acara "High Level Focus Group Discussion (FGD)" sepakat memperkuat strategi nasional guna mencapai target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.
"Ini bukan semata urusan medis. Kita bicara soal komitmen kolektif dari pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, komunitas, hingga sektor swasta," kata Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dalam keterangannya di Jakarta pada Senin. Dia menegaskan sinergi lintas sektor adalah kebutuhan mendesak dalam penanganan dengue.
Lewat forum yang juga menjadi momen peluncuran Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI untuk periode 2025–2030 tersebut, para pemangku kepentingan membahas revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) guna menjawab tantangan epidemiologis dan operasional yang kian kompleks.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, pada 2024 terdapat lebih dari 257 ribu kasus dengue dengan 1.461 kematian. Tahun ini pun belum menunjukkan penurunan berarti, dengan lebih dari 56 ribu kasus tercatat hingga pertengahan Mei. Penyebaran penyakit telah meluas hingga ke 456 kabupaten/kota.
Baca juga: Dua remaja sekandung di Kota Bengkulu meninggal akibat demam berdarah
Baca juga: Ada 29 orang terjangkit DBD dua bulan terakhir di Pasaman Barat
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa revisi Stranas Dengue menjadi kunci untuk memutus mata rantai kematian akibat penyakit ini.
Ia menyebut beberapa elemen penting yang perlu diperkuat, seperti deteksi dini, manajemen kejadian luar biasa, serta adopsi teknologi seperti vaksinasi dan inovasi berbasis biologi.
“Kita perlu sistem surveilans yang real time, pemanfaatan AI, serta integrasi data layanan kesehatan yang lebih baik. Tantangan kita tidak hanya soal penularan, tetapi juga minimnya pencatatan yang akurat,” kata dia.
Diskusi tersebut juga menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, termasuk usulan Instruksi Presiden untuk pengendalian dengue, pembentukan dana khusus, hingga percepatan distribusi vaksin dan teknologi pengendalian vektor berbasis Wolbachia.
Dalam forum itu, dukungan juga datang dari kalangan industri kesehatan. Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyebut kolaborasi seperti ini sangat penting untuk membangun ketahanan kesehatan publik.
Sementara Shadiq Akasya dari Bio Farma menyoroti semangat gotong royong sebagai kekuatan utama dalam mengatasi ancaman dengue secara berkelanjutan.
Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR Lawan Dengue) yang diinisiasi sejak 2023 menjadi payung kolaboratif dari inisiatif ini. Melalui KOBAR, para pihak berharap upaya lintas sektor dapat dikonsolidasikan untuk mencapai target ambisius: Indonesia tanpa kematian akibat dengue dalam lima tahun ke depan.*
Baca juga: Tren kasus DBD di Jakarta Barat kembali meningkat
Baca juga: Dinkes Riau catat 17 orang meninggal dunia akibat DBD sejak awal 2025
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025