Magetan (ANTARA) - Stasiun Magetan (MAG) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan dan terletak di Karangsono, Kecamatan Barat, Magetan, Jawa Timur. Stasiun Magetan yang pada awal pembangunannya antara tahun 1883 hingga 1884 dikenal sebagai Halte Barat, kini menjadi satu-satunya stasiun kereta api aktif di Kabupaten Magetan. Pada tahun 2019, stasiun ini resmi diubah namanya dari Stasiun Barat menjadi Stasiun Magetan atas usulan Pemerintah Kabupaten setempat untuk memperkuat identitas Magetan sebagai bagian dari jaringan transportasi nasional.
Stasiun ini mencatatkan kinerja mobilitas yang stabil dengan melayani rata-rata 270-an penumpang setiap harinya, dengan volume penumpang bulanan mencapai sekitar 8.000 penumpang. Kenaikan signifikan juga turut didukung oleh beroperasinya layanan Kereta Api Bandara Internasional Adi Soemarmo (KA BIAS) relasi Adi Soemarmo – Solo Balapan – Madiun/Caruban.
Layanan KA BIAS terbukti efektif meningkatkan konektivitas regional, dengan mengangkut sekitar 4.700 penumpang setiap bulan dari Stasiun Magetan. Antusiasme masyarakat, termasuk rombongan pelajar sekolah dan berbagai kalangan, cukup tinggi menggunakan layanan KA BIAS. Bahkan, sejumlah warga menyampaikan harapan agar jadwal KA BIAS dapat ditambah untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Selain KA BIAS, Stasiun Magetan melayani perjalanan KA penumpang antarkota meliputi Brantas, Jayakarta, Madiun Jaya, Singasari, Bangunkarta, Kahuripan, Sri Tanjung, dan Matarmaja. Stasiun ini juga menjalankan fungsi logistik industri yang vital dengan melayani angkutan barang yaitu KA ketel BBM Mawalo Tanker Madiun – Rewulu. Hal ini menegaskan peran Stasiun Magetan dalam mendukung rantai pasok energi regional.
Stasiun Magetan kini berperan sebagai gerbang masuk alternatif bagi wisatawan menuju Magetan ataupun kawasan wisata Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Destinasi favorit di Magetan yaitu Telaga Sarangan yang terletak di lereng Gunung Lawu. Telaga ini dikenal dengan keindahan alam yang sejuk, dikelilingi legenda lokal mengenai asal-usulnya dari kisah pasangan Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang berubah wujud menjadi sepasang naga sehingga membentuk telaga tersebut.
Di pusat kota, Magetan juga menawarkan Sentra Kerajinan Kulit di Jalan Sawo. Industri kerajinan ini memiliki sejarah panjang sejak tahun 1.830 dan menunjukkan ketahanan ekonomi yang luar biasa. Sentra ini bahkan mencapai puncak produksi pada tahun 1.997 saat krisis moneter, menghasilkan lebih dari 32.000 unit produk sepatu dan sandal. Saat ini, sentra tersebut berfokus pada industri kecil dan menengah, menawarkan produk kulit asli seperti sepatu, sandal, dan sabuk dengan kualitas otentik.
“KAI berkomitmen untuk memudahkan mobilitas masyarakat dan mempercepat aktivitas ekonomi melalui konektivitas yang kuat dan efisien ke berbagai pusat kota. Peningkatan kinerja penumpang dan aktivitas logistik di Stasiun Magetan merupakan bagian dari komitmen KAI di regional,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Sejalan dengan tujuan tersebut, KAI melalui Daerah Operasi 7 Madiun (Daop 7) menginisiasi Program Rail Tour Jawa Timur, sebuah paket wisata berbasis moda kereta api. Program ini bertujuan menjadi penghubung mobilitas wisatawan menuju destinasi favorit, didukung oleh kampanye “Keliling Dunia Tanpa Paspor dengan Kereta Api.”
Program Rail Tour Jawa Timur merupakan langkah kolaboratif antara KAI dengan sejumlah Pemerintah Daerah, Dinas Pariwisata, dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, di antaranya Magetan, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Jombang, Kediri, Tulungagung, dan Blitar. Paket wisata yang ditawarkan mencakup beberapa kota tematik seperti Kota Pecel Madiun, Kota Angin Nganjuk, Kota Santri Jombang, Kota Tua Kediri, Kota Sejuta Pantai Tulungagung, dan Kota Bumi Bung Karno.
“Stasiun Magetan menjadi gambaran bahwa layanan kereta api mampu menjadi katalisator pertumbuhan regional yang meningkatkan mobilitas serta mendorong sektor pariwisata dan ekonomi lokal,” tutup Anne.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































