Standard Chartered berikan fasilitas pinjaman Rp385 miliar kepada MBK

3 months ago 7
Pendanaan ini ditargetkan mampu membantu memberdayakan sekitar 128.000 perempuan di seluruh Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Standard Chartered Indonesia memperpanjang kemitraan dengan PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK) melalui pemberian fasilitas pinjaman baru senilai Rp385 miliar.

Pendanaan ini ditargetkan mampu membantu memberdayakan sekitar 128.000 perempuan di seluruh Indonesia.

“Di Standard Chartered, kami percaya bahwa mendukung dan memberdayakan perempuan untuk menjalani kehidupan yang mandiri secara ekonomi merupakan hal yang penting dalam mendorong pertumbuhan yang inklusif,” ujar CEO Standard Chartered Indonesia Donny Donosepoetro dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Pemberian fasilitas Senior Secured Term Loan ini ditandai dengan seremoni penandatanganan yang dihadiri oleh Presiden Direktur dan Pendiri PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura Shafiq Dhanani, dan CEO Standard Chartered Indonesia Donny Donosepoetro.

Turut hadir pula dalam acara Direktur Manajemen Risiko PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura Chrismanto Saragih, serta Head of Financial Institutions Standard Chartered Indonesia Ervin Alfian.

Donny mengatakan, kemitraan yang diperbarui ini dibangun berdasarkan kesuksesan dari fasilitas yang sebelumnya diberikan pada 2022 dan wujud dari komitmen Standard Chartered dalam memajukan inklusi keuangan di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, MBK merupakan lembaga keuangan mikro yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melayani lebih dari 1,7 juta perempuan di seluruh Indonesia.

“Melalui kemitraan dengan perusahaan seperti MBK, kami dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan dampak yang kami berikan pada komunitas yang masih kurang terlayani. Mendukung UMKM bukanlah hanya sebuah keputusan bisnis bagi kami, namun bagian mendasar dari misi kami untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berjangka panjang. Kami yakin bahwa dengan memberdayakan pelaku usaha perempuan dan bisnis mikro, kami turut membuka potensi perekonomian Indonesia yang sesungguhnya," ujar Donny.

MBK menyediakan akses pembiayaan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dengan mengadopsi metodologi Grameen Bank yang dipelopori oleh Peraih Nobel Peace Prize, Profesor Muhammad Yunus, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Grameen Bank di Bangladesh.

Melalui metode ini, MBK secara eksklusif memfokuskan pelayanannya kepada rumah tangga yang termasuk golongan 25 persen termiskin di Indonesia. Adapun pinjaman yang disalurkan berskala kecil, berkisar antara Rp3 juta hingga Rp6 juta yang hanya dapat digunakan untuk keperluan produktif.

Berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, MBK tidak memerlukan agunan atau jaminan formal yang umumnya diperlukan oleh debitur. Sebagai gantinya, metode ini mengandalkan sistem tanggung jawab kelompok dalam kelompok kecil yang dibentuk sendiri dan terdiri dari lima perempuan.

Kelompok ini menjadi bagian dari pusat komunitas desa yang lebih besar berjumlah 20-25 perempuan. Program ini dijalankan sepenuhnya oleh tenaga kerja yang terdiri dari 99 persen perempuan, memperkuat misi MBK dalam memberdayakan perempuan di setiap level operasionalnya.

“Ketika kami pertama kali beroperasi, kami hanya memiliki 5 hingga 10 karyawan dan sebuah misi sederhana, yakni untuk melayani perempuan berpenghasilan rendah yang seringkali takut mendatangi bank konvensional dan memiliki literasi keuangan yang rendah. Permintaan yang tinggi memberikan kami semangat dan terus menjadi dorongan komitmen kami untuk melayani masyarakat. Saat ini, kami telah tumbuh menjadi tim yang terdiri dari 8.600 staf, dimana 99 persen di antaranya adalah perempuan, dan kami dengan bangga bisa melayani 1,7 juta perempuan yang kurang terlayani di seluruh Indonesia," kata Presiden Direktur dan Pendiri MBK Shafiq Dhanani.

Selain mendorong inklusi keuangan melalui solusi perbankan, Standard Chartered Indonesia juga aktif berinvestasi dalam pengembangan komunitas. Salah satu program unggulannya adalah Women in Entrepreneurship yang dirancang untuk mendukung perempuan wirausaha dalam mengembangkan usaha mereka.

Dalam pelatihan nasional terbaru, sebanyak 3.000 perempuan Indonesia telah mengikuti program ini, dan 50 peserta terpilih menjalani bootcamp intensif untuk membantu memperluas skala bisnis mereka.

Di samping itu, terdapat pula Goal Program, yang telah menjangkau lebih dari 5.000 remaja perempuan dari komunitas kurang terlayani melalui pelatihan kepemimpinan, literasi keuangan, serta penguatan kepercayaan diri.

Kolaborasi dengan MBK Ventura memperkuat komitmen global Standard Chartered dalam memberdayakan kelompok rentan melalui pendekatan learn, earn, and grow, yang menjadi fondasi dari inisiatif global bertajuk Futuremakers.

Inisiatif ini bertujuan meningkatkan partisipasi ekonomi secara lebih inklusif dan berkelanjutan, terutama bagi perempuan dan komunitas yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem keuangan formal.

Menopang inisiatif tersebut, kemitraan ini juga melibatkan Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai salah satu pemangku kepentingan utama. Melalui Program Pembiayaan Mikro, ADB bekerja sama dengan lembaga keuangan mikro dan institusi keuangan seperti bank untuk menjangkau jutaan individu di komunitas yang belum terlayani secara finansial, membuka akses yang lebih luas terhadap pembiayaan dan peluang ekonomi.

Baca juga: Standard Chartered jalin kerja sama senilai Rp2 triliun dengan Amartha

Baca juga: Standard Chartered Indonesia kaji peluang investasi lewat WoW ke-21

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |