Shelton raih gelar ATP Masters 1000 di Toronto

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - Ben Shelton melejit ke peringkat enam dunia, tertinggi sepanjang karirnya, dengan menjuarai ATP Masters 1000 termuda Amerika dalam dua dekade setelah kemenangan dramatis di final atas Karen Khachanov di Toronto, Jumat.

Shelton telah membangun reputasi sebagai salah satu unggulan terbaik, tetapi kemenangan Shelton di final Masters 1000 adalah hasil dari usaha untuk bangkit dari kesulitan dan tampil gemilang di saat-saat krusial dalam kemenangan 6-7(5), 6-4, 7-6(3) yang menegangkan.

"Rasanya seperti mimpi," kata Shelton seusai pertandingan, seperti disiarkan ATP.

"Pekan ini panjang, bukan jalan yang mudah menuju final. Tenis terbaik saya muncul di saat yang paling krusial. Saya sangat tangguh, saya gigih, saya ulet. Semua kualitas yang saya ingin lihat dalam diri saya."

Shelton mengalahkan petenis peringkat delapan dunia Alex de Minaur dan petenis peringkat empat dunia Taylor Fritz untuk melaju ke final ATP Masters 1000 pertamanya setelah berhasil melewati tie-break set ketiga atas Brandon Nakashima dan Flavio Cobolli.

Ia meraih gelar ketiganya, setelah meraih kemenangan di Tokyo pada 2023 dan Houston pada 2024.

Pertandingan tersebut berlangsung menegangkan. Kedua pemain meraih 49 poin di set pertama, 29 poin di set kedua, sebelum Shelton meraih 36 poin di set ketiga, sementara Khachanov meraih 31 poin.

Khachanov melepaskan 10 pukulan forehand yang menghasilkan poin di set pembuka, dan pukulan-pukulan kerasnya berhasil mengunci Shelton. Namun, atas saran pelatih sekaligus ayahnya, Bryan, Shelton berusaha keras di set kedua dan ketiga untuk mengambil posisi yang lebih agresif.

Baca juga: Petenis remaja Mboko kalahkan Osaka untuk juarai WTA 1000 Montreal

"Dia benar," kata Shelton menanggapi nasihat ayahnya.

"Karen terus-menerus mengganggu saya di lapangan. Cara dia memukul forehand malam ini, cara dia memotong lapangan, cara dia melakukan servis, rasanya seperti ada kereta barang yang datang menghampiri saya."

"Jadi, rasanya tidak nyaman untuk bergerak maju. Bola datang menghampiri saya dengan lebih cepat. Tetapi saya mulai bisa mengarahkan bola, melepaskan beberapa pukulan kuat, dan membalikkan momentum pertandingan. Itu sangat berarti bagi saya," ujar petenis berusia 22 tahun itu.

"Saya suka cara dia melatih saya. Dia biasanya menyerahkan semuanya kepada saya. Dia memberi saya banyak saran. Dia mengenal saya lebih baik daripada siapa pun di dunia, jadi dia sangat memenuhi syarat untuk memberi saya saran-saran itu.”

Shelton kini unggul atas Khachanov 2-0 dalam head to head mereka, setelah juga mengalahkan petenis berusia 29 tahun itu di Indian Wells awal tahun ini. Kedua petenis diunggulkan untuk bertemu di perempat final Cincinnati Open.

Shelton memiliki catatan menang/kalah 32-16 tahun ini. Khachanov yang menyelamatkan match point melawan Alexander Zverev di semifinal, kini memiliki catatan 27-17. Namun, ia naik empat peringkat ke posisi ke-12 dalam ATP Live Rankings.

Baca juga: Sinner masih kenakan pelindung siku di Cincinnati Open

Baca juga: Alcaraz pasang target peringkat No.1 hingga akhir tahun

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |