Seskab tinjau dan dengarkan kisah wali siswa Sekolah Rakyat di Jakarta

2 months ago 26
Pemerintah memiliki tujuan mulia menciptakan dan membangun anak-anak Indonesia yang lebih sejahtera

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya meninjau kesiapan sarana dan prasarana sekaligus mendengar langsung kisah dari para orang tua calon siswa di Sekolah Rakyat Berasrama Sentra Handayani Kementerian Sosial, Jakarta, Ahad.

Peninjauan itu dilakukan bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dalam rangkaian persiapan dimulainya proses belajar-mengajar siswa Sekolah Rakyat Berasrama tahap pertama yang bertepatan dengan tahun ajaran baru 2025/2026 pada 14 Juli 2025.

"Kita langsung cek, jadi kita tahu dan pastikan tempatnya bagus, layak ditempati, aman, dan terlindungi," kata Teddy di hadapan puluhan wali dan calon siswa Sekolah Rakyat Berasrama yang hadir dalam kesempatan itu.

Seskab Teddy, yang dipandu oleh Menteri Sosial Saifullah saat itu mendengarkan kisah kehidupan sejumlah orang tua calon siswa Sekolah Rakyat Berasrama.

Salah satunya Irwan, ayah dari calon siswa laki-laki bernama Muhammad Cikal, yang bekerja sebagai kuli panggul dan tinggal bersama keluarga di rumah berukuran 4x5 meter yang berlokasi di lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU), Kapuk, Jakarta Barat.

Baca juga: Seskab: Sekolah Rakyat wujud konkret agar anak-anak sejahtera

Di hadapan para menteri, Irwan mengaku penghasilannya sebagai kuli tak menentu, paling banyak terkumpul sehari Rp100 ribu yang jauh dari cukup untuk membiayai pendidikan anaknya itu.

Cerita lain datang dari Suratna, ibu calon siswa bernama Galih Yahdan. Dia merupakan seorang janda dengan empat anak yang tinggal di kontrakan Rp500 ribu per bulan. Ia sehari-hari berjualan nasi uduk dan menjadi buruh cuci.

“Galih sebenarnya anak pintar, cuma karena saya orang tua kurang mampu mendidik,” ujar Suratna kepada Seskab Teddy.

Menanggapi itu, Teddy menegaskan Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata perhatian Presiden Prabowo Subianto kepada keluarga prasejahtera.

“Sekolah Rakyat dirancang oleh Bapak Presiden untuk membangun anak-anak agar lebih sehat, mendapatkan pendidikan bermutu, lebih aman, terlindungi, dan lebih sejahtera. Pemerintah memiliki tujuan mulia menciptakan dan membangun anak-anak Indonesia yang lebih sejahtera,” ujarnya.

Baca juga: Pembangunan gedung Sekolah Rakyat Berasrama nasional sudah 80 persen

Meski cuaca hujan gerimis, Seskab Teddy bersama rombongannya mengajak para orang tua dan calon siswa meninjau bangunan sekolah seluas 1,2 hektare yang berada di kawasan Sentra Handayani seluas total 10 hektare di Jakarta Timur itu.

Para orang tua dan calon siswa diajak melihat langsung fasilitas utama seperti asrama putra dan putri, ruang kelas, lapangan olahraga, ruang makan, serta toilet ramah disabilitas.

Kunjungan juga dilanjutkan ke kontrakan tempat tinggal Galih Yahdan yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari kompleks Sekolah Rakyat. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan langsung kesiapan teknis dan program.

Kementerian Sosial memastikan bahwa Sekolah Rakyat Handayani akan membuka tiga rombongan belajar jenjang SMP pada tahun ajaran perdana, dengan total 75 siswa yang seluruhnya berasal dari keluarga desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSEN).

Adapun menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum pembangunan fisik sekolah sudah mencapai 88,81 persen dan realisasi pekerjaan 92,63 persen, sehingga menyisakan sembilan hari hingga tuntas saat para siswa sudah mulai masuk asrama Juli mendatang.

Baca juga: Sentra Handayani Kemensos tampung 75 siswa Sekolah Rakyat Berasrama

Selain di Sentra Handayani, dua Sekolah Rakyat lainnya di wilayah Provinsi Jakarta juga disiapkan di Sentra Mulya Jaya dan Pusdiklat Margaguna di Cilandak, Jakarta Selatan untuk jenjang pendidikan SMA.

Kurikulum Sekolah Rakyat disusun sistematis mulai dari persiapan fisik, mental, akademik berbasis talent mapping, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan karakter, spiritualitas, nasionalisme, dan literasi.

Hingga saat ini, pemerintah telah menyiapkan 1.554 guru hasil seleksi nasional dan 2.730 tenaga kependidikan. Sebanyak 53 kepala sekolah telah mengikuti retret nasional lima hari, dan 47 kepala sekolah lainnya dijadwalkan mengikuti pelatihan serupa mulai 1 Juli 2025.

Secara nasional, Sekolah Rakyat tahap pertama mencakup 395 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, tersebar di 100 titik. Pulau Jawa menjadi wilayah terbanyak dengan 48 titik, disusul Sumatera (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku (masing-masing empat), serta Papua (tiga titik).

Pemerintah juga mempersiapkan tahap lanjutan dengan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan dan 45 gedung milik pemerintah daerah, yang menargetkan tambahan 424 rombongan belajar, 10.600 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.

Baca juga: Menkomdigi sambungkan internet cepat untuk Sekolah Rakyat Yogyakarta

Baca juga: Kemensos minta kepala daerah awasi mutu pendidikan sekolah rakyat

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |