Gaza (ANTARA) - Sedikitnya 80 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Gaza pada Kamis (15/5), demikian disampaikan sejumlah sumber medis Palestina.
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis melaporkan bahwa 54 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan terhadap kota di Gaza selatan tersebut, ungkap sebuah pernyataan pers.
Menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, Rumah Sakit Eropa Gaza, satu-satunya rumah sakit yang menyediakan perawatan medis lanjutan untuk pasien kanker di daerah kantong itu, tidak dapat beroperasi lantaran serangan Israel baru-baru ini.
Serangan-serangan Israel "menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, seperti saluran pembuangan limbah, kerusakan pada divisi-divisi internal, dan penghancuran jalan-jalan menuju rumah sakit," kata otoritas setempat di dalam pernyataan pers.
Sementara itu, sumber-sumber medis mengatakan kepada Xinhua bahwa 26 orang lainnya tewas dalam serangan udara Israel di Gaza City dan daerah-daerah lain di Gaza utara.
Serangan-serangan udara tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (13/5) memperingatkan bahwa militer Israel akan memasuki Gaza "dengan kekuatan penuh" dalam beberapa hari mendatang untuk melanjutkan upaya mengalahkan Hamas.
Israel kembali melakukan operasi militer berskala besar di Gaza pada 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata yang berlangsung selama dua bulan. Sejak saat itu, 2.876 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.800 lainnya terluka, ungkap sejumlah pejabat kesehatan di Gaza.
Jumlah warga Palestina yang tewas sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 53.010 orang, kata para pejabat tersebut pada Kamis (15/5).
Israel menggunakan kebijakan "mengurangi ruang dan mengosongkan daerah padat penduduk untuk memberi tekanan terhadap warga sipil," kata Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, kepada Xinhua pada Kamis itu.
Basal juga mengeklaim bahwa ribuan orang bermalam di jalan-jalan di tengah ancaman serangan terhadap sekolah dan tempat penampungan yang menampung para pengungsi. Dia mengatakan pasukan Israel menghalangi tim tanggap darurat untuk menjangkau para korban dan secara sistematis menghancurkan infrastruktur Pertahanan Sipil.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025