Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah memastikan pengerukan sejumlah kali di ibu kota akan kembali berjalan setelah sempat berhenti selama lima tahun.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melanjutkan proyek tersebut sejak awal masa kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.
“Alhamdulillah, contoh kali-kali yang selama ini turapnya tidak diselesaikan, itu dilanjutkan kembali oleh Mas Pram dan Bang Dul. Di Kali Grogol, Kali Pesanggrahan, Kali Sekretaris, Kali Mookervart, dan normalisasi di kali-kali tersebut,” ujar Ima di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pengerjaan juga mencakup proyek yang sempat tertunda, termasuk pekerjaan PT Adhi Karya di Jakarta Barat serta normalisasi Sungai Ciliwung.
Baca juga: Atasi banjir, Pram minta Dinas SDA DKI prioritaskan pengerukan kali
Ima mengatakan pengerjaan sejumlah proyek dilakukan bertahap karena masuk pekerjaan multiyears (tahunan beragenda).
Sejak dilantik, Pramono dan Rano telah memerintahkan tim transisi memaksimalkan pengerukan dengan peralatan yang tersedia.
“Kita waktu itu masuk di tengah saat anggaran 2025 sudah diketok, jadi cara paling cepat adalah pengerukan terus-menerus,” jelasnya.
Pemprov DKI kini mengoperasikan sekitar 250 alat berat untuk pengerukan yang tersebar di seluruh wilayah. Alat-alat tersebut dipasangi GPS untuk memantau kinerja di lapangan.
“Jangan sampai alat sudah dibeli malah menganggur. Enam bulan ini pengerukan sudah jalan dan masyarakat sudah lihat hasilnya,” kata Ima.
Meski Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat dipangkas Rp 15 triliun, Ima memastikan pengerjaan tetap berjalan.
Ia menyebut ada peningkatan anggaran pada APBD Perubahan untuk sektor sumber daya air.
Baca juga: Jaktim gencarkan pengerukan kali untuk atasi banjir
Baca juga: Wagub DKI pengerukan sungai dan waduk bukan sekedar pencitraan
“Yang multiyears seperti penurapan dan sheet pile tetap jalan. Kalau pengerukan kan alat sudah ada dan satgas sudah ada,” jelas Ima.
Dia berharap kelanjutan pengerukan dan normalisasi ini dapat menekan risiko banjir, terutama jelang musim hujan dengan potensi curah hujan tinggi yang diprediksi pada November 2025 hingga Februari 2026.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































