Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Suharti, menceritakan kisah masa kecilnya yang hidup di desa tanpa akses listrik untuk memotivasi para santri agar semangat meneruskan pendidikan tinggi dan meraih cita-cita.
Suharti mengatakan ia juga dari keluarga tidak mampu yang bermukim pada sebuah desa tanpa listrik di masa lalu. Tapi ketekunan mencari beasiswa membuat ia bisa sampai ke posisi saat ini.
"Ibu ini, kalau enggak ada beasiswa, mungkin ibu juga enggak akan berdiri di sini," ujar Suharti.
"Ibu juga dari keluarga yang tidak mampu di desa yang listriknya tidak ada. Baru setelah kerja di Bappenas, waktu itu tahun 1991-1992, baru bisa minta tolong teman-teman yang bekerja di perusahaan energi supaya listrik bisa masuk ke kampung kami," katanya dalam sebuah acara CSR yang dihadiri anak-anak panti asuhan serta para santri secara daring dan luring di wilayah Jakarta Selatan, Selasa.
Baca juga: Mendikdasmen luncurkan program senam pagi untuk pelajar di tahun 2025
Suharti menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil pelajaran berharga dari pengalaman masa lalu guna secara konsisten meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang merata bagi seluruh anak Indonesia, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Salah satunya lewat program beasiswa pendidikan, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) untuk menjamin kesetaraan akses pendidikan bagi seluruh anak.
"Pemerintah telah menyediakan berbagai program beasiswa yang sangat banyak, tidak hanya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga hingga pendidikan tinggi," kata Suharti.
Baca juga: DPR minta Kemendikdasmen inventarisasi infrastruktur sekolah Indonesia
Oleh karena itu, dia berharap jangan sampai ada santri yang putus sekolah.
"Jangan sampai, sudah lulus pesantren tapi tidak melanjutkan perguruan tinggi, atau lulus madrasah tsanawiyah, tapi tidak melanjutkan ke SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah. Kami berharap semua adik-adik, semuanya punya masa depan yang gemilang," kata dia.
Saat ini, kata Suharti, terdapat sekitar 20 juta siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP) dari total populasi siswa di Indonesia yang berjumlah sekitar 60 juta. Sekitar 18 juta siswa penerima PIP berasal dari satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sementara 2 juta siswa lagi, berasal dari satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Baca juga: Kementerian Dikdasmen minta lulusan PPG siap mengabdi di 3T
PIP menyasar siswa dari berbagai jenjang pendidikan, dengan tujuan agar semua anak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Suharti pun mengapresiasi kontribusi pihak swasta seperti Huawei dalam mendukung pendidikan di Indonesia, terutama dalam hal sarana dan prasarana digitalisasi di sekolah Islam/pesantren.
Ia berharap semua pihak bisa terus berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan semua anak Indonesia memiliki masa depan cerah.
Baca juga: Jabar implementasikan Deep Learning sambil tunggu kebijakan kurikulum
Baca juga: Wamen Dikdasmen: Guru PPPK diangkat bisa mengajar di sekolah asal
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025