Kemenag catatkan dua rekor MURI penulisan Mushaf Nusantara

8 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mencatatkan dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam gelaran Penulisan Mushaf Nusantara yang digelar secara serentak di 30 provinsi dan berpusat di Kantor Kemenag RI, Jakarta.

Dua rekor itu yakni penulisan Mushaf Al Quran secara serentak oleh kaligraf terbanyak yang melibatkan 365 kaligraf se-Indonesia (juara MTQ) dan Mushaf Al Quran dengan corak iluminasi nusantara terbanyak sebanyak 106 corak.

"Maka wajar kalau apa yang dilakukan hari ini dianugerahi sebuah rekor MURI," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu.

Penghargaan itu diserahkan secara simbolis oleh Manager Senior MURI Priyono kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad.

Menag Nasaruddin mengatakan mushaf Al Qura bukan sekadar karya seni, tetapi juga memiliki nilai sakral. Ia mengaitkan kaligrafi dengan sumpah pertama dalam Al Quran, yaitu Nun, wal Qalami wa ma Yasturun.

Ia menjelaskan bahwa tiga unsur tersebut nun (botol tinta), qalam (pena), dan yasturun (lembaran) merefleksikan prinsip pencatatan dalam ajaran Islam.

"Kaligrafi bersumber dari sebuah titik. Segala sesuatu bermula dari titik dan akan kembali kepada titik. Mengandung makna bahwa ilmu, hikmah, dan hakikat tersembunyi dalam satu titik kecil yang bisa membuka pemahaman luas tentang Islam," ujarnya.

Penulisan Mushaf Nusantara menjadi bagian dari peringatan 40 tahun Lemka yang telah melahirkan banyak maestro kaligrafi di Indonesia dan dunia.

Selain itu, program ini bertujuan memberdayakan para juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dalam meningkatkan literasi baca tulis Al Quran di Indonesia.

Penulisan mushaf berlangsung serentak di 30 provinsi dalam waktu 10 jam. Di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jakarta, kegiatan ini diikuti 35 kaligrafer dari Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Mushaf ini mengikuti standar Mushaf Kemenag Indonesia yang berpedoman pada rasm Utsmani. Setiap peserta menulis pada lembaran berornamen, dengan 310 orang menulis dua halaman dan sisanya satu halaman. Setiap halaman terdiri atas 15 baris teks.

Penulisan ayat suci menggunakan Khat Naskhi, yang dikenal sederhana, jelas, dan mudah dibaca. Sementara itu, judul serta keterangan surah ditulis dengan khat khusus yang juga berfungsi sebagai elemen dekoratif dalam mushaf.

Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad menjelaskan kegiatan ini mencerminkan semangat keislaman, kebersamaan, dan keindahan seni dalam Islam.

"Kaligrafi memiliki peran penting dalam dakwah Islam. Sejak awal penyebaran Islam di Nusantara, seni kaligrafi telah menjadi media yang tidak hanya memperindah, tetapi juga menginternalisasi pesan-pesan Al Quran ke dalam kehidupan umat Islam," ujarnya.

Menurut Abu, Mushaf Nusantara menjadi bukti bahwa seni Islam terus berkembang di Indonesia dengan menyesuaikan pada nilai-nilai lokal tanpa kehilangan esensinya.

Selain itu, mushaf ini tidak hanya unik dalam teknik penulisannya yang cepat dan kolaboratif, tetapi juga dalam iluminasi yang menghiasi setiap halamannya.

Baca juga: PBNU luncurkan mushaf Ar Risalah dilengkapi kekayaan ornamen Nusantara

Baca juga: Maestro kaligrafi dunia ajak seniman Indonesia gelar workshop di Iran

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |