Sejarah PRJ: Berawal dari pasar Gambir hingga Jakarta Fair Kemayoran

3 months ago 28

Jakarta (ANTARA) - Setiap tahun menjelang hari ulang tahun Jakarta tiba, ada satu tradisi yang selalu dinantikan masyarakat yakni pergelaran Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau kini disebut Jakarta Fair Kemayoran.

Selain menampilkan pameran dagang dan hiburan, acara tahunan ini juga mencerminkan perkembangan Ibu Kota. Dengan sejarah panjang sejak 1968, selama 57 tahun Jakarta Fair telah menjadi salah satu festival terbesar di Asia Tenggara.

Berawal dari tradisi pasar malam di Gambir

Sejarah panjang PRJ atau Jakarta Fair dimulai dari pasar malam terbesar di wilayah Gambir pada era kolonial. Digelar pertama kali pada 31 Agustus 1898, acara ini diadakan setiap setahun sekali selama satu pekan antara Agustus dan September, untuk merayakan ulang tahun serta penobatan Ratu Wilhelmina dari Belanda.

Setiap tahunnya, pasar malam ini menghadirkan beragam hiburan seni, kuliner khas, dan aneka produk yang ditawarkan kepada masyarakat Batavia. Hingga tahun 1936, ada sebanyak 310.000 pengunjung yang datang.

Baca juga: Jakarta Fair mulai digelar pada 19 Juni hingga 13 Juli

Suasananya penuh kegembiraan dan menjadi hiburan para warga lokal kala itu. Namun, acara pasar malam ini berhenti saat kependudukan Jepang di tahun 1942.

Pasca-kemerdekaan, berbagai pasar malam bermunculan di Jakarta. Hingga pada tahun 1960-an, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ingin menyatukan pasar malam tersebut dalam sebuah festival terbuka dan terpusat yang lebih besar.

Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan industri nasional dan mengenalkan produk-produk lokal kepada publik yang lebih luas, dengan paduan unsur hiburan dan budaya lokal Jakarta.

Kemudian, Ali Sadikin menunjuk Haji Syamsudin Mangan dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk merealisasikan ide ini dan membentuk panitia sementara di tahun 1967.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menetapkan Djakarta Fair sebagai agenda tahunan melalui Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1968. Sejak saat itu, PRJ sekaligus menjadi acara tetap dalam perayaan ulang tahun Jakarta.

Lahir Djakarta Fair pertama kali digelar pada 5 Juni - 20 Juli 1968 di Kawasan Monas, dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto dengan simbol pelepasan burung merpati. Acara ini sukses menarik lebih dari 1,4 juta pengunjung dan dianggap memiliki jumlah pengunjung yang sangat banyak saat itu.

Pada tahun kedua, acara Djakarta Fair berlangsung selama 71 hari, lebih lama dari yang biasa diselenggarakan. Popularitas Djakarta fair tahun 1967 sampai menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Richard Nixon untuk berkunjung. Hal ini menjadi tanda gaung internasional ajang ini.

Baca juga: Cara menuju ke PRJ dari Bogor dengan kereta commuter line

Djakarta Fair dari Monas ke Jakarta Fair Kemayoran

Perjalanan Djakarta Fair memasuki babak baru ketika pengelolaannya diserahkan ke tangan Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta.

Sejak itu, nama Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) mulai digunakan secara resmi dan terus melekat dalam ingatan masyarakat hingga sekarang.

Mulai tahun 1968-1991, lokasi acara tahunan Jakarta ini berlangsung di Monas. Karena antusias masyarakat yang terus meningkat, pada tahun 1992, lokasi Jakarta Fair dipindahkan ke Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.

Dengan lahan seluas 44 hektare, area ini mampu menampung ribuan peserta dan jutaan pengunjung setiap tahunnya. Perpindahannya ke Kemayoran juga ikut membawa perubahan nama menjadi Jakarta Fair Kemayoran (JFK).

Sejak saat itu, JFK terus berkembang menjadi ajang berskala internasional. Tidak hanya dari perusahaan besar, berbagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga diberi ruang untuk tampil dan memperluas jangkauan pasarnya dalam acara ini.

Mulai dari produk otomotif, elektronik, fashion, kecantikan, kuliner, hingga alat rumah tangga, semua tersedia lengkap.

Tahun 2025 ini, Jakarta Fair kembali hadir mulai 19 Juni - 13 Juli dengan mengusung tema besar “Jakarta Fair Kemayoran Mendukung Indonesia Maju Melalui Inovasi dan Karya Bangsa Berkelanjutan”. Subtemanya pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan industri kreatif agar mampu bersaing di pasar global.

Para pengunjung PRJ bisa menikmati berbagai diskon besar-besaran, menyaksikan parade budaya, konser musik dari artis papan atas, pameran, hingga pesta kembang api yang megah.

Kini, Jakarta Fair atau PRJ telah bertransformasi. Selain menampilkan produk-produk lokal unggulan, acara ini juga menyediakan beragam hiburan yang bisa dinikmati oleh semua kalangan usia, sehingga menjadi salah satu pilihan tempat rekreasi keluarga.

Baca juga: Panduan lengkap Jakarta Fair 2025: Jadwal, harga tiket, dan cara beli

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |