Jakarta (ANTARA) - Pada satu titik dalam sejarah, Bandung pernah menjadi panggung dunia. Kota yang biasanya tenang ini, tiba-tiba dipenuhi tokoh-tokoh penting dari berbagai negara Asia dan Afrika.
Tanggal 18 April 1955 menjadi saksi bagaimana semangat kemerdekaan, solidaritas, dan perjuangan melawan penjajahan menggema hingga lintas benua. Saat itu, 29 negara berkumpul dalam sebuah forum bersejarah yang kelak dikenal sebagai Konferensi Asia Afrika. Bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi ajang yang membawa pesan kuat yaitu negara-negara yang pernah dijajah bisa bangkit dan menentukan nasibnya sendiri.
Baca juga: 70 Tahun KAA: Memperkuat Semangat Bandung di kondisi global saat ini
Awal mula gagasan Konferensi Asia Afrika
Gagasan lahirnya Konferensi Asia Afrika bermula dari Konferensi Kolombo pada April 1954 di Sri Lanka. Saat itu, lima negara yakni Indonesia, India, Pakistan, Burma (kini Myanmar), dan Sri Lanka duduk bersama membahas isu-isu kolonialisme dan pentingnya kerja sama antar bangsa di kawasan Asia dan Afrika. Dalam pertemuan ini, Indonesia mengusulkan sebuah forum yang lebih besar, melibatkan lebih banyak negara dari dua benua tersebut.
Usulan itu kemudian diperkuat dalam pertemuan di Bogor, di mana dibahas lebih lanjut soal tujuan konferensi dan negara-negara yang akan diundang. Hasilnya, pada 18-24 April 1955, Konferensi Asia Afrika benar-benar terselenggara di Gedung Merdeka, Bandung dan dibuka langsung oleh Presiden Soekarno. Perdana Menteri Indonesia saat itu, Ali Sastroamidjojo, memimpin jalannya konferensi yang menjadi momentum penting dalam sejarah hubungan internasional.
Tak hanya sekadar bertemu dan berdiskusi, Konferensi Asia Afrika 1955 menghasilkan Dasasila Bandung, sebuah kesepakatan berisi sepuluh prinsip tentang perdamaian, kedaulatan, serta kerja sama antar bangsa. Kesepakatan ini menjadi landasan penting bagi hubungan internasional negara-negara berkembang, bahkan masih relevan hingga sekarang.
Baca juga: 70 Tahun KAA Bandung refleksi strategis langkah diplomasi Indonesia
Tujuan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika hadir bukan hanya untuk mempertemukan para pemimpin negara, tapi juga membawa misi besar bagi negara-negara di Asia dan Afrika yang sebagian besar baru merdeka atau tengah memperjuangkan kemerdekaan. Berikut beberapa tujuannya:
- Mempererat kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik antar negara-negara Asia dan Afrika.
- Meninjau dan membahas persoalan-persoalan bersama, khususnya soal kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di kawasan Asia dan Afrika.
- Menolak segala bentuk kolonialisme dan neokolonialisme yang masih berlangsung di beberapa negara, sekaligus mendukung perjuangan kemerdekaan.
- Memperkuat solidaritas dan posisi negara-negara Asia Afrika dalam upaya menjaga perdamaian dunia.
- Mengupayakan pertukaran pengetahuan, kerja sama teknis, serta peningkatan kemampuan negara berkembang di bidang pendidikan, kesehatan, dan teknologi.
- Mendorong penyelesaian konflik antar bangsa secara damai tanpa campur tangan asing.
- Menegaskan prinsip saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah antar negara.
- Memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam hubungan internasional, serta mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara industri besar.
Baca juga: Kenangan pasangan suami istri tentang Konferensi Asia-Afrika 1955
Baca juga: Konferensi Asia Afrika dalam kenangan saksi dan semangat melestarikan
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025