Sayangnya kesadaran berobat untuk depresi masih sedikit

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Psikiater lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ-K, MPH menilai kesadaran seseorang mau berobat untuk menangani depresi masih sedikit.

"Jadi depresi itu ada di lingkungan masyarakat di sekitar kita tapi yang berobat dan mau berobat itu hanya sedikit itu masalahnya," kata dokter Adhi dalam diskusi kesehatan mental di Jakarta, pada Kamis.

Adhi mengatakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa sekitar 6 persen di antara anak ataupun dewasa di atas 15 tahun itu mengalami depresi.

Baca juga: Studi sebut paparan cahaya buatan malam hari berpotensi picu depresi

Peningkatan kasus depresi juga telah diprediksi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sehingga dibutuhkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memahami hingga menangani depresi.

"Harus siap-siap, kalau kita tidak memahami tentang depresi, nanti akan terkaget-kaget itu 'kok banyak ya orang depresi?' padahal itu sebenarnya sudah diprediksi dan diperkirakan ada anggota keluarga kita teman kita yang depresi," ujar dia.

Dokter spesialis kedokteran jiwa yang berpraktik di RS MMC itu menyampaikan depresi terjadi karena terpengaruh dari pekerjaan, sekolahnya, bagaimana memenuhi atau tidak keperluan, kebutuhan dari keluarga maupun tanggung jawabnya hingga berperan secara sosial. Depresi merupakan masalah gangguan yang terjadi dalam struktur otak.

Baca juga: Sering dikira pemalas, ini realita berat yang dialami orang depresi

"Depresi itu masalahnya masalah otak, tidak hanya melulu jalan ke masjid, jalan ke wihara jalan ke gereja," imbuh dia.

Dokter yang juga dosen di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan bahwa depresi juga bisa terjadi secara berulang dan dianggap sebagai penyakit kronis sehingga harus ditangani dengan tepat.

"Makanya kalau kami di kedokteran jiwa menganjurkan orang depresi itu makan obat 3-6 bulan lamanya, karena depresi itu bisa berulang," kata Adhi.

Baca juga: Psikolog: Kunci hadapi stres tekanan kerja bukan sekadar "semangat ya"

Lebih lanjut, Adhi menjelaskan bahwa depresi memiliki trias sebagai kriteria, mencakup hilang minat dan kesenangan, mudah lelah baik fisik maupun mental, hingga murung seperti sedih, sering nangis kosong hampa dalam hidup.

"Kalau itu berlangsung lebih dari 2 minggu insyaAllah depresi, rumusnya itu aja trias depresi lebih dari 2 minggu," ujar dia.

Baca juga: Jabar susun langkah sikapi angka depresi Jabar tertinggi di Indonesia

Baca juga: 5 alasan mengejutkan mengapa perfeksionis dapat berisiko depresi

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |