Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cs-137 memastikan 22 pabrik yang terdampak kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) di kawasan Cikande, Banten, sudah sepenuhnya didekontaminasi dan dinyatakan aman.
Total 22 pabrik dan 13 lapak penimbunan rongsokan (junkyard) telah selesai menjalani proses dekontaminasi menyusul temuan paparan radioaktif yang bersumber dari fasilitas smelting PT Peter Metal Technology (PMT).
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan di Jakarta, Senin, menegaskan bahwa daftar perusahaan yang sempat beredar pekan lalu merupakan data lama dan seluruh fasilitas tersebut sekarang sudah bersih
"Saya ingin tegaskan bahwa yang daftar perusahaan-perusahaan yang keluar minggu lalu itu, itu semuanya sebetulnya sudah didekontaminasi. Sudah bersih," kata Bara usai menghadiri 13th US-Indonesia Investment Summit.
Menurut dia, daftar perusahaan-perusahaan yang keluar minggu lalu merupakan data lama yang sebelumnya dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian. "Jadi sebetulnya tidak ada yang baru di situ, semuanya sudah selesai dilakukan dekontaminasi. Jadi sudah kita nyatakan clear and clean".
Ia juga memastikan fasilitas milik PT Charoen Pokphand Indonesia, yang sempat menimbulkan kekhawatiran publik, telah sepenuhnya aman.
"Saya katakan itu juga sudah dilakukan dekontaminasi terhadap pabrik yang dimiliki oleh PT Charoen Pokphand tersebut, sehingga memang produk yang mereka hasilkan itu semuanya bisa dikatakan clear, tidak ada kontaminasi," katanya.
Sebagaimana diketahui, kontaminasi Cs-137 berawal dari fasilitas smelting milik PT Peter Metal Technology (PMT).
Sumber paparan berasal dari scrap metal yang ternyata mengandung bahan radioaktif. Ketika proses peleburan berlangsung, terjadi penguapan material radioaktif yang kemudian terbawa melalui udara (airborne). Aliran udara inilah yang membawa partikel radioaktif tersebut ke berbagai titik lain di dalam kawasan industri, katanya, menerangkan.
Sebagai respons, Pemerintah telah memasang pemindai radiasi Radiation Portal Monitor (RPM) di pintu keluar kawasan industri Cikande.
"Setelah itu kan kita sudah buktikan bahwa kita sudah pasang equipment RPM di pintu keluar kawasan industri Cikande, dan sudah empat minggu ini tidak terdeteksi satupun kendaraan yang terkontaminasi," katanya, menjelaskan.
Adapun diberitakan sebelumnya, Satgas Penanganan Cesium-137 (Cs-137) mengatakan sampai saat ini telah memindahkan 975 ton material terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 dan menargetkan seluruh proses dekontaminasi selesai akhir November.
Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani selaku Ketua Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi Satgas Penanganan Cs-137 di Jakarta, Sabtu (15/11), mengatakan upaya mitigasi dan dekontaminasi cemaran Cesium 137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, secara intensif terus dilakukan.
"Hingga saat ini material terkontaminasi Cesium-137 yang telah berhasil dipindahkan sebanyak 975 ton. Material tersebut saat ini ditempatkan di penyimpanan sementara di lokasi PT PMT. Diharapkan seluruh proses dekontaminasi selesai akhir November," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa proses dekontaminasi telah mencapai progres signifikan, dengan fasilitas pabrik-pabrik yang terkontaminasi Cs-137 telah selesai didekontaminasi dan sudah beroperasi kembali.
Sementara itu di lokasi Zona Merah, yaitu di lokasi A, C1, D, H, I telah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sedangkan lokasi B, E, F, F1, sedang tahapan penyemenan (cementing) dengan beton K-350 dan titik F2 finalisasi dilakukan proses cementing. Untuk lokasi C yang berada di belakang Pabrik PT VP sedang dilakukan persiapan untuk proses pembatasan (containment).
"Containment dilakukan untuk keamanan dan keselamatan masyarakat, saat ini lokasi tersebut dilakukan pemagaran," katanya, menjelaskan.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































