Istanbul (ANTARA) - Kesepakatan dengan AS mengenai perjanjian damai di Ukraina "tidak mudah," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, sementara Moskow dan Washington terus melakukan kontak untuk menemukan penyelesaian perang, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.
"Komponen-komponen utama dari penyelesaian tersebut tidak mudah untuk disepakati. Komponen-komponen tersebut sedang dibahas," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal Kommersant yang diterbitkan Senin malam (14/4).
Pernyataan itu merupakan tanggapan atas pertanyaan mengenai apakah Rusia dan AS merumuskan parameter-parameter utama dari kesepakatan komprehensif di masa mendatang mengenai Ukraina.
Lavrov mengingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengemukakan harapan Moskow terkait potensi kesepakatan pada Juni tahun lalu. Ia menegaskan bahwa posisi tersebut bukanlah sebuah permintaan.
“Saya tekankan sekali lagi, posisi itu didasarkan secara tegas pada isi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbagai konvensi internasional, serta hasil referendum -- yakni ekspresi kehendak rakyat di wilayah-wilayah yang dimaksud,” ujar Lavrov, merujuk pada wilayah Ukraina yang dianeksasi Moskow pada tahun 2022.
Mengomentari pembicaraan damai dengan Washington, Lavrov mengatakan "akal sehat" memandu pendekatan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Rusia dan AS berkewajiban untuk melakukan segalanya, sebagai "pemain internasional yang bertanggung jawab," untuk memastikan bahwa benturan kepentingan yang berbeda tidak berubah menjadi konfrontasi.
“Dan dalam situasi -- meski hanya sedikit -- di mana kepentingan kedua pihak bertepatan, kami berkewajiban melakukan segala upaya untuk tidak melewatkan momen itu, dan mengubahnya menjadi proyek yang saling menguntungkan,” tambah Lavrov.
Menutup pernyataannya, Lavrov mengatakan bahwa Moskow memahami perbedaan antara kesepakatan yang benar-benar saling menguntungkan dan kesepakatan yang justru bisa menjerumuskan Rusia ke dalam “jebakan lain.”
Sumber: Anadolu
Baca juga: PM Ukraina: Putaran baru dialog soal mineral kritis dengan AS dimulai
Baca juga: Komisi: Kesepakatan dengan AS tak cegah Ukraina bergabung ke Uni Eropa
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025