Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dengan potensi pelonggaran pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
“Rupiah menguat di hari Kamis, sejalan dengan investor yang melihat dampak potensi pelonggaran pasar tenaga kerja AS akibat rilis data ADP Employment Change malam lalu,” ujar dia kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Mengutip Xinhua, data ketenagakerjaan bulanan ADP menunjukkan bahwa AS kehilangan 33 ribu pekerjaan pada bulan Juni, menandai penurunan bulanan pertama sejak Maret 2023.
Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kelemahan pasar tenaga kerja yang lebih luas.
Baca juga: Rupiah menguat dipengaruhi kesepakatan tarif AS, Vietnam
Penguatan kurs rupiah sempat terbatasi akibat dari data Purchasing Managers' Index (PMI) jasa Tiongkok yang lebih rendah dari ekspektasi.
“Rupiah berpotensi melanjutkan penguatan, meskipun terbatas pada hari Jumat (4/7), didukung oleh dampak dari data ketenagakerjaan AS yang rilis malam nanti. Pasar tenaga kerja AS diperkirakan mengalami pelonggaran, berdasarkan estimasi konsensus,” kata Josua.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta menguat sebesar 52 poin atau 0,32 persen menjadi Rp16.195 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.247 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.209 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.236 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.202 per dolar As
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.