Rupiah diperkirakan menguat seiring isu pemangkasan suku bunga Fed

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah masih berpeluang menguat seiring isu pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

“Kelihatannya isu pemangkasan suku bunga menjadi sentimen saat ini,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Nominasi Christopher Waller sebagai Gubernur Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang baru menggantikan Jerome Powell disebut memperbesar isu pemangkasan suku bunga acuan AS. Hal ini mengingat Waller diketahui mendukung pemotongan suku bunga Fed, sebagaimana diharapkan Presiden AS Donald Trump.

Pandangan anggota dewan gubernur yang terpecah antara mempertahankan dan memangkas suku bunga ini disebabkan kebijakan tarif Trump dan data ekonomi AS yang beberapa masih kelihatan solid.

“Di sisi lain mengkhawatirkan kenaikan inflasi, (dan) mengkhawatirkan penurunan aktivitas ekonomi seperti data tenaga kerja yang melemah,” ungkap Aris.

Trump mengemukakan bahwa ada empat nama calon yang dipertimbangkan menjadi Gubernur The Fed, dan mengecualikan Menteri Keuangan Scott Bessent.

Mengutip Anadolu, dilaporkan oleh CNBC bahwa mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Trump, dan Gubernur Fed Christopher Waller merupakan empat nama yang dipertimbangkan menggantikan Powell. Gubernur The Fed yang saat ini baru bisa diganti pada Mei 2026.

Berdasarkan faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi masih berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan potensi penguatan ke arah Rp16.280-Rp16.300 per dolar AS, resisten di kisaran Rp16.350 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi di Jakarta melemah sebesar 36 poin atau 0,22 persen menjadi Rp16.323 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.287 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat seiring optimisme pasar atas penurunan suku bunga

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |