Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Matahari Supplier’s Club (AMSC) Yvonne mengatakan, sektor ritel luring (offline) masih menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional.
“Ritel offline masih menjadi lokomotif penting bagi perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar, menyerap banyak tenaga kerja, serta menjadi pusat kehidupan ekonomi masyarakat di berbagai daerah,” kata Yvonne dalam acara AMSC Member Gathering 2025 bertajuk “Ohana Intimacy in Perfect Harmony” di Jakarta, Rabu.
Namun, Yvonne tak menampik bahwa saat ini terdapat banyak tantangan perekonomian dan industri ritel.
Gejolak geopolitik global dan kebijakan ekspor, seperti tarif tinggi ke Amerika Serikat, berdampak signifikan terhadap beberapa sektor unggulan Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, dan hasil laut.
Di sisi domestik, dia mengatakan, daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah diperkirakan menurun hingga empat persen, diperparah oleh pemutusan hubungan kerja dan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Yvonne juga menyoroti tantangan internal seperti biaya ekonomi tinggi, mulai dari proses perizinan yang kompleks, hingga margin usaha yang terus tergerus karena harga jual ke konsumen tidak dapat menyesuaikan dengan beban operasional.
Untuk itu, dia mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk bersatu menghadapi tantangan industri ritel yang tengah mengalami tekanan.
Beberapa di antaranya adalah melalui transformasi produk dan pemasaran dengan pendekatan digital dan inovatif, pembaruan pengalaman belanja di department store agar kembali relevan bagi konsumen muda, dan kolaborasi terbuka dan berbasis data antara produsen dan retailer.
Lebih lanjut, menekan biaya usaha dan efisiensi (promosi, rental, dan lain-lain), serta hubungan yang sehat antar pemangku kepentingan untuk membangun strategi bisnis berkelanjutan.
Selain itu, AMSC juga mengajak pemerintah untuk aktif menciptakan regulasi yang sehat dan adil melalui penegakan hukum terhadap praktik predatory pricing; pemberantasan impor ilegal, baik di pelabuhan maupun titik ritel; dan dukungan terhadap inovasi produsen lokal agar bisa bersaing di pasar domestik dan global.
Dengan semangat kolaborasi dan sinergi, Yvonne berharap dapat terus menjadi motor penggerak terbentuknya ekosistem ritel gaya hidup yang inklusif, berdaya saing, berkelanjutan, serta memberi kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pemasok dan peritel perlu membangun sinergi baru yang saling menguatkan agar mampu bertahan, bahkan tumbuh di tengah kondisi seperti inflasi, penurunan daya beli, dan kompetisi digital yang semakin ketat,” ujarnya.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025