Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Ribuan warga dan wisatawan memadati kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, untuk menyaksikan gelaran adat Labuh Laut (Larung) Sembonyo, Minggu.
Tradisi tahunan nelayan di Teluk Prigi itu diawali dengan kirab tumpeng manten dan tumpeng agung dari Kantor Kecamatan Watulimo menuju PPN Prigi yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Sepanjang rute arak-arakan, warga antusias menyambut iring-iringan yang turut dimeriahkan penampilan jaranan, marching band, serta kesenian rakyat lainnya.
Puncak upacara berlangsung di tengah laut, ketika tumpeng manten dan tumpeng agung dilarung sebagai simbol ungkapan rasa syukur dan doa keselamatan nelayan.
"Labuh laut ini adalah wujud syukur nelayan atas karunia tangkapan selama ini, sekaligus permohonan agar panen ikan tahun depan lebih melimpah," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek Sunyoto.
Baca juga: Nelayan Trenggalek gelar ritual adat labuh laut
Ia mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat nelayan Teluk Prigi yang tetap melestarikan tradisi meskipun minim dukungan anggaran pemerintah.
"Tahun ini lebih mandiri. Dukungan dari pemerintah memang tidak sebesar sebelumnya, tetapi berkat semangat warga, upacara tetap terlaksana dengan meriah," ujarnya.
Cuaca mendung sempat menaungi jalannya prosesi, namun tidak mengurangi kekhidmatan acara.
Di sela-sela kegiatan, aparat kepolisian melakukan penertiban terhadap sejumlah perahu yang mengibarkan bendera perguruan silat.
Baca juga: 500 kapal nelayan ikuti Sedekah Laut Larung Sesaji di Tambaklorok
Kapolsek Watulimo AKP Sunarto mengatakan, hal itu dilakukan guna menjaga ketertiban umum serta menghindari potensi gesekan antarpendukung perguruan silat.
Sejumlah kesenian tradisional seperti wayang kulit, tayub, dan pertunjukan tiban juga digelar sebagai rangkaian hiburan masyarakat dalam peringatan Sembonyo.
Budayawan Watulimo Suparlan menjelaskan Sembonyo memiliki akar sejarah panjang.
Tradisi ini diyakini bermula dari kisah Raden Tumenggung Yudho Negoro yang membuka wilayah Prigi dan menikahi Putri Gambar Inten, seorang putri dari wilayah Tengahan.
"Pernikahan itu berlangsung pada hari Senin Kliwon dan sejak saat itu diperingati setiap tahun dengan labuh laut. Hiburan tayub dan jaranan pun menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah itu," tuturnya.
Baca juga: Nelayan Bekasi gelar larung laut lestarikan kearifan lokal
Suparlan menambahkan, Larung Sembonyo juga mencerminkan filosofi harmoni antara manusia dengan alam, serta bentuk penghormatan terhadap leluhur dan penjaga laut.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025