Jakarta (ANTARA) - Pedagang aset keuangan digital Upbit Indonesia menilai, peluang harga aset kripto untuk rebound (berbalik naik) tetap terbuka lebar apabila muncul sinyal positif dari AS-China seperti pernyataan de-eskalasi dan gencatan perang dagang sementara, bahkan intervensi kebijakan moneter yang mampu menenangkan pasar.
Berdasarkan data CoinMarketCap, pergerakan harga Bitcoin (BTC) mayoritas berada di zona merah terutama sejak Selasa (14/10), dengan harga terendah tercatat sebesar 103.736 dolar AS pada Jumat (17/10).
“Rebound sangat mungkin terjadi jika ketegangan mereda atau muncul berita positif. Seperti pasar tradisional, kripto juga sensitif terhadap sentimen global. Namun, justru dalam situasi seperti ini investor perlu disiplin dalam mengelola risiko,” kata COO Upbit Indonesia Resna Raniadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Upbit memandang, pergerakan harga aset kripto pada pekan ini masih akan berada dalam fase yang fluktuatif, di mana tekanan jual kemungkinan besar masih berlanjut apabila ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus meningkat.
Secara keseluruhan, volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi dengan potensi tekanan pada awal pekan dan peluang pemulihan di paruh akhir minggu.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih sangat dipengaruhi oleh dinamika geopolitik global, di mana perubahan kecil dalam sentimen dapat memicu reaksi cepat dari para pelaku pasar.
“Perang dagang AS-Tiongkok yang semakin panas belakangan ini memang mempengaruhi pasar keuangan global, dan kripto tidak kebal. Krisis likuiditas, efek sentimen negatif, serta likuidasi posisi leverage bisa memicu penurunan harga yang tajam dalam jangka pendek,” kata Resna.
Sejak 14 Oktober 2025, AS secara resmi mengenakan biaya khusus terhadap kapal asal Tiongkok yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Amerika. Sebagai respon, Beijing juga akan menerapkan kebijakan serupa terhadap kapal berbendera atau bermuatan kepemilikan AS.
Langkah saling balas tarif ini menandai babak baru dalam rivalitas ekonomi dua negara adidaya tersebut. Hanya berselang beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap Tiongkok hingga 100 persen, Beijing membalas dengan pembatasan ekspor mineral langka yang vital untuk industri teknologi global.
Perang dagang yang kembali memanas ini tidak hanya mengguncang sektor manufaktur dan logistik, tetapi juga mempengaruhi pasar keuangan global, termasuk aset digital dan industri kripto.
Menyikapi pasar yang bergejolak, Upbit Indonesia pun merekomendasikan beberapa langkah praktis bagi investor untuk tetap tenang dan adaptif salah satunya dengan menghindari penggunaan leverage berlebihan di masa volatilitas tinggi.
Langkah lainnya yakni menjaga sebagian aset dalam bentuk fiat atau stablecoin agar siap dimanfaatkan saat peluang rebound muncul, jangan panic selling karena koreksi pasar bukan alasan untuk keluar sepenuhnya, serta fokus pada visi jangka panjang.
Baca juga: Analis: Likuiditas ketat dan isu perang dagang dorong pelemahan kripto
Baca juga: LPEM UI: Industri kripto berpotensi buka 1,22 juta peluang kerja baru
Baca juga: AFTECH nilai industri aset kripto dukung transformasi ekonomi digital
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































