Ratusan demonstran bentrok dengan polisi di depan Mapolres Karawang

2 months ago 26

Karawang (ANTARA) - Massa dari kalangan mahasiswa, pengemudi ojek online dan pelajar terlibat bentrok dengan aparat kepolisian dalam unjuk rasa yang berlangsung di depan Mapolres Karawang, Jumat sore.

Unjuk rasa yang awalnya berlangsung tertib dan damai tiba-tiba memanas setelah aksi blokade jalan raya Surotokunto.

Pengunjuk rasa juga beberapa kali melakukan aksi goyang pagar gerbang Mapolres Karawang.

Sambil menggoyang pagar, para pengunjuk rasa melempari batu dan kayu ke arah petugas dengan sesekali meneriakkan kata-kata kasar tentang polisi.

Kemudian saat pagar gerbang utama Mapolres Karawang ambruk, polisi berupaya "memukul mundur" pengunjuk rasa.

Bahkan, aparat kepolisian tersebut mengejar para pengunjuk rasa hingga beberapa kali menembakkan gas air mata.

Meskipun para pengunjuk rasa sempat berlarian saat "dipukul mundur", tetapi mereka tidak bubar. Bahkan suasana semakin memanas karena polisi mengamankan sejumlah pengunjuk rasa.

Setelah sempat "dipukul mundur", para pengunjuk rasa kembali mendekati gerbang utama Mapolres Karawang, dan berusaha membalas dengan melakukan aksi pelemparan batu, kayu, bambu dan benda lainnya ke arah petugas, hingga akhirnya polisi kembali menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa.

Jeda beberapa waktu kemudian, polisi memanggil masing-masing koordinator aksi, dan sempat cair hingga terjadi dialog antara pihak kepolisian dengan pengunjuk rasa. Namun usai dialog, bentrok tiba-tiba kembali pecah.

Aksi lempar batu pengunjuk rasa yang dibalas dengan tembakan gas air mata terjadi hingga ada sejumlah pengunjuk rasa dan polisi yang mengalami luka-luka. Bahkan dikabarkan, terdapat seorang anggota polisi yang harus dilarikan ke rumah sakit karena lukanya cukup parah.

Unjuk rasa mulai mereda setelah polisi mengeluarkan sejumlah peserta aksi yang sempat diamankan petugas, dan koordinator aksi menenangkan peserta aksi.

Dalam dialog dengan pengunjuk rasa, Kapolres Karawang AKBP Fiki Novian Ardiansyah terpaksa "memukul mundur" pengunjuk rasa, karena mereka sudah berbuat anarkis.

Pihaknya berusaha mengamankan sarana perkantoran yang merupakan aset negara.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf, dan siap menanggung biaya perawatan pengunjuk rasa yang mengalami luka-luka.

Namun sejumlah pengunjuk rasa tidak menerima alasan kapolres karena aksi "memukul undur" dilakukan dengan menggunakan gas air mata dan kekerasan anggota kepolisian kepada pengunjuk rasa.

Unjuk rasa yang diwarnai pemblokiran jalan utama dan berakhir rusuh itu sempat mengakibatkan kemacetan panjang, hingga sejumlah jalur alternatif juga mengalami kemacetan.

Dalam unjuk rasa itu massa dari kalangan mahasiswa, pelajar dan ojol itu menyampaikan tiga tuntutan, di antaranya menuntut proses hukum atas kasus meninggalnya seorang driver ojol yang tewas terlindas kendaraan.

Selanjutnya, mendesak pembatalan tunjangan DPR serta meminta Polres Karawang menjelaskan terkait penangkapan 49 siswa yang diamankan sehari sebelumnya saat hendak mengikuti aksi demo di Jakarta pada Kamis (29/8).

Para pengunjuk rasa bubar setelah seluruh pengunjuk rasa yang sempat diamankan dikeluarkan kembali dan pemblokiran jalan diakhiri. Secara bergantian, massa bubar saat menjelang shalat Maghrib.

Baca juga: Bangunan aset MPR RI dibakar massa saat aksi unjuk rasa di Bandung

Baca juga: Aktivitas Kota Bandung normal meski di Gedung Sate ada demo

Baca juga: Polda Jabar pastikan situasi kamtibmas tetap kondusif

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |