Jakarta (ANTARA) - PSSI menyiapkan turnamen pramusim sepak bola putri, yang rencananya akan diikuti empat klub.
"Sebetulnya kalau dari PSSI sudah mengarahkan kepada klub-klub besar seperti Persija, Persib, Dewa United, dan Persita Tangerang. Tapi juga kan kita harus tanya kesediaan klubnya juga. Insyaallah bisa dilakukan, tinggal konsolidasi dengan klub dan PT LIB (I.League)," kata anggota Komites Ekekutif PSSI Vivin Cahyani Sungkono saat ditemui di sela acara pengenalan Law of The Game di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, Vivin menekankan bahwa pelaksanaan turnamen akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan klub, sponsor, dan dukungan operator liga.
Baca juga: Erick: PSSI segera surati PT LIB gelar pra musim Liga Putri 2026
Ia menyatakan PSSI tidak ingin mengulang kegagalan kompetisi sebelumnya yang hanya bersinar sesaat tanpa keberlanjutan. Terakhir kali kompetisi putri digelar adalah Liga 1 putri pada 2019.
“Kita mulai dari yang kecil dulu. Kalau langsung bicara 16 atau 18 klub, itu bisa jadi masalah. Tapi kalau mulai dari empat, saya pikir tidak ada persoalan talent pool. Klub juga punya kondisi finansial yang berbeda-beda, jadi kita harus bijak,” ujarnya.
Vivin pun meyakini bahwa sumber daya pemain putri sebenarnya sudah cukup untuk menyelenggarakan turnamen.
"Talent pool ya banyak lah untuk Liga cukup. Apalagi kalau dimulai untuk empat klub dulu ya, cukup. Kita bisa ambil dari yang main di timnas sekarang kemudian (pemain-pemain) diaspora yang memang tidak masuk line up bisa masuk di liga," ujar Vivin.
"Kita juga buka opsi untuk pemain asing yang di Belanda atau Jepang, yang memang mau main di Indonesia kan ada juga," tambahnya.
Baca juga: Ketum PSSI dorong PT LIB gelar kompetisi pramusim khusus Liga Putri
Vivin menambahkan bahwa jika animo meningkat dan sponsor mendukung, format turnamen bisa diperluas pada tahun-tahun berikutnya.
Terkait salah satu ketentuan AFC yang mewajibkan klub-klub profesional untuk memiliki tim putri, Vivin menjelaskan bahwa hal itu tidak terlalu diwajibkan untuk klub-klub Asia Tenggara.
"Kebetulan di AFC sendiri kita sudah koordinasi dengan departemen football bahwa terkait AFC Club Licensing yang harus ada tim putrinya itu tidak terlalu di enforce. jadi cuma bisa diimbau," tutur Vivin.
"Dan klub dari liga-liga di luar Indonesia seperti Filipina, Myanmar, Thailand tidak selalu menyatu dengan klub Liga 1-nya. Jadi ada yang atas nama klub, atas nama provinsi, boleh-boleh saja," paparnya.
Baca juga: Didesak kapan Liga 1 Putri bergulir, Erick Thohir: Harus sabar
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.